Kamis, 18 Mei 2017

PROBLEM DAKWAH (KERUSAKAN MORAL) TLOGOWUNGU PATI



I.                   PENDAHULUAN
      . Remaja adalah masa yang harus kita lewati sebelum menjadi dewasa. Menjadi dewasa berarti kita mempunyai lebih banyak kebebasan untuk mengatur apa  yang kita inginkan dibandingkan saat kita masih kecil, dimana kita  harus selalu mengikuti apa kata orang tua. Di masa modern seperti ini, kebanyakan remaja sering melakukan tindakan-tindakan yang melanggar moral seperti melihat video-video yang tidak senonoh dalam bentuk kekerasan atau pornografi. Dengan adanya banyak kekerasan yang dilakukan para remaja itu dapat mendorong munculnya kerusakan moral di kalangan remaja saat ini.
      Moral adalah hal yang terpenting dan harus selalu diperhatikan dalam masyarakat, karena jika terjadi dalam kalangan masyarakat maka akan dapat mengganggu kenyamanan masyarakat yang lain. Dan jika dalam suatu kalangan terjadi kerusakan moral maka akan mengakibatkan kehidupan masyarakat yang merusak. Pada zaman era globalisasi seperti ini, sebagian moral masyarakat sering terganggu akibat canggihnya teknologi yang dapat menyebabkan kenakalan remaja dan penyimpangan moral yang hanya untuk kepentingan pribadinya masing-masing.
      Generasi muda merupakan generasi penerus yang sangat diharapkan oleh bangsa untuk menerukan kepemimpinan bangsa untuk kelak nanti. Untuk itu, masyarakat merupakan faktor utama untuk membantu para kalangan muda di zaman sekarang untuk berperilaku yang baik yang tidak melanggar norma yang ada. Dengan itu, masyarakat harus memberikan pengertian yang mendalam tentang perilaku-perilaku yang menyimpang yang dapat menyebabkan kerusakan moral para remaja sekarang.

II.                RUMUSAN MASALAH
a.       Apa pengertian problem dakwah?
b.      Apa pengertian problem dakwah “kerusakan moral”?
c.       Bagaimana kerusakan moral pada zaman sekarang ini?
d.      Apa faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan moral tersebut?
e.       Bagaimana solusi untuk mengatasi kerusakan moral?


III.             DESKRIPSI LAPANGAN
A.    Kerusakan moral
1.      Menurut Bapak Khoerul Anwar
      Bapak Khoerul Anwar adalah salah satu orang alumni STAI Pati tahun 2007. Beliau adalah alumni dari MA Salafiyah Kajen. Beliau biasanya mengisi ceramah di masjid-masjid yang dekat dengan rumahnya. Menurut apa yang disampaikan oleh beliau moral zaman sekarang sangat memprihatinkan yang disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:
1)        Kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya karena orang tua mengira bahwa anak mereka sudah dewasa dan sudah bisa membedakan mana yang baik dan buruk.
2)        Lingkungan dari pergaulan yang tidak bagus.
3)        Perkembangan teknologi yang sekarang semakin canggih.
Moral remaja di daerah Tlogowungu Pati saat ini mulai terkikis oleh zaman, itu terbukti dari banyaknya remaja yang sekarang nongkrong di pinggir jalan, sedangkan di masjid atau musholla sekarang sepi oleh remaja-remaja masjid. Bahkan sekarang perilaku yang menyimpang oleh remaja banyak kita temui seperti kebanyakan remaja zaman sekarang sering meminum minuman keras dan menggunakan obat-obatan terlarang dan narkoba.
Maka, solusi yang dapat dilakukan untuk permasalahan seperti itu adalah :
1)        Melakukan pengawalan terhadap anak oleh orang tua dengan cara sering menasehati anaknya agar tidak terjerumus dengan perkembangan zaman saat ini.
2)        Menghidupkan kembali kumpulan remaja masjid atau karang taruna yang ada di daerahnya masing-masing.

2.      Menurut Ibu Dian Fitriyani
      Ibu Dian Fitriyani adalah salah satu pegawai kecamatan Tlogowungu Pati. Beliau juga menjabat sebagai guru TPQ di TPQ Al-Amin. Di dekat rumahnya ada masjid dan beliau biasanya sering kali mengisi ceramah pada acara apapun yang ada di daerahnya. Beliau juga sering mengajari anak mengaji di rumahnya setelah sholat magrib.
      Pati merupakan tempat yang berada di daerah yang sangat strategis apalagi daerah Tlogowungu terletak di pinggir jalan yang ramai akan orng-orang yang berkeliaran. Terkadang di daerah situ banyak anak-anak yang sering tidak mendengarkan nasehat dari kedua orang tuannya. Hal itu sering dilakukan anak-anak di daerah situ, apalagi jika kemauan mereka tidak dipenuhi oleh orang tuanya mereka sering berbicara tidak sopan bahkan membentak. Apalagi kalau sedang marah mereka tidak peduli berbicara dengan siapa, orang yang ada di dekatnya sering menjadi sasaran mereka seperti halnya orang tua mereka anggap seperti teman sebayanya sendiri. Padahal mereka berpendidikan, mirisnya di sekolah pun rasa hormat mereka terhadap gurunya sangan minim sekali. Padahal zaman sekarang di dunia kerja, akhlak etika tingkah laku juga dinilai.
Jadi, faktor yang menyebabkan permasalahan seperti itu yaitu:
1)        Kurangnya kepedulian orang tua
2)        Teknologi
3)        Teman pergaulan di lingkungannya
4)        Kurangnya keagamaan
Solusinya adalah kedua pihak yaitu antara anak dan orang tua harus ada komunikasi yang baik antar satu sama lain agar tidak terjadi hal itu dan sebagai orang tua harus selalu mengingatkan anaknya dan menegur apabila si anak berperilaku yang tidak sekadarnya dan sebagai anak jika dinasehati orang tuanya sebaiknya didengarkan secara baik-baik dan dijalankan apa yang menjadi tugas anak jangan seenaknya sendiri.
3.      Menurut Bapak Moh Saidul Abas, S.Th.I
      Bapak Moh Saidul Abas, S.TH.I adalah salah satu orang alumni UIN Walisongo tahun 2009. Beliau juga menjabat sebagai guru TPQ di daerah Tlogowungu Pati. Selain itu beliau juga sering mengisi ceramah dan khotbah Jum’at.
      Moral yang ada di daerah Tlogowungu Pati belum begitu mengkhawatirkan. Kenakalan mereka masih dianggap wajar untuk tataran remaja yang sedang mencari jati diri. Kenakalan yang mereka lakukan masih dalam tahap minum-minuman beralkohol, balap liar dan terkadang terdapat sedikit singgungan dengan kelompok lain. Untuk membiayai apa yang mereka lakukan biasanya mereka lakukan tindakan seperti pencurian,  perampokan, dan perampasan. Jadi kenakalan mereka tidak menyusahkan orang lain. Itu terjadi disebabkan karena kurangnya mengaji dalam diri mereka dan kurangnya pengontrolan dari orang tua. Mereka melakukan semua itu biasanya disebabkan karena mereka sering melihat handphone kemudian mereka browsing tentang hal-hal yang aneh.
Jadi, solusi yang dapat dilakukan untuk masalah itu adalah :
a)    Menamankan jiwa agamis dalam diri mereka.
b)   Harus dalam penglihatan orang tua dan sering-sering mengontrol si anak.
c)    Memberikan nasehat tentang akibat melakukan hal itu.

IV.             ANALISI
A.    TEORI
1.      Problem Dakwah
      Istilah problema/problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu “problematic” yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, problema berarti hal yang belum dapat dipecahkan; yang menimbulkan permasalahan.[1]
      Sedangkan ahli lain mengatakan bahwa “definisi problema/problematika adalah suatu kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang diharapkan dapat menyelesaikan atau dapat diperlukan atau dengan kata lain dapat mengurangi kesenjangan itu.[2]
      Jadi, problema adalah berbagai persoalan-persoalan sulit yang dihadapi dalam proses pemberdayaan, baik yang datang dari faktor eksternal maupun dalam upaya pemberdayaan masyarakat Islami secara langsung dalam masyarakat.
      Problem dakwah itu terbagi ke dalam dua faktor intern dan faktor ekstern :
a.       Faktor intern
Problematika datangnya dari dalam atau faktor intern cukup banyak, diantaranya :
1.    Banyaknya paham atau aliran yang berkembang di tengah-tengah masyarakat.
2.    Pengaruh adat istiadat yang sudah mendarah daging.
3.    Tingkat pengetahuan jama’ah yang tidak sama dalam suatu forum pengajian atau majelis taklim.
4.    Banyaknya orang-orang munafik yang berselimutkan Islam. Bicaranya Islam, membicarakan perjuangan tapi hati dan tingkah lakunya tidak berbeda dengan orang kafir, kalau tidak dikatakah lebh jelek lagi.[3]

b.      Faktor ekstern
Yang menjadi kendala atau problema dalam dakwah ini bukan saja faktor intern, tapi juga faktor ekstern. Hal ini mencakup diantaranya :
1.      Pengaruh budaya asing baik itu melalui film, video, maupun dengan perantara orang asing itu sendiri yang datang sebagai turis.
2.      Pengaruh ideologi yang menjurus kepada mendiskreditkan Islam.
3.      Aparat atau penegak hukum yang sudah terlanjur alergi terhadap Islam.
4.      Peraturan dan undang-undang yang kurang mendukung terhadap kegiatan dakwah.[4]

2.      Kerusakan moral
            Secara bahasa moral merupakan bentuk jamak dari kata mos yang bermakna kebiasaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan moral adalah ajaran baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dsb; budi pekerti; susila; mereka sudah bejat; mereka hanya minum- minum dan mabuk-mabukn, bermain judi, dan bermain perempuan. Dalam wikipedia dijelaskan, moral adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif.  Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral yang artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia.
            Kata moral secara eksplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang mempunyai nilai implisit karena banyak orang yang mempunyai moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya.
            Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat. Moral adalah perbuatan/ tingkah laku/ ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan msayarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya dan agama. Jadi, moral adalah perbuatan/ tingkah laku/ ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya ketika seseorang tidak mampu berperilaku sesuai dengan nilai dan norma atau dalam artian melanggar maka itulah awal dari terjadinya kerusakan moral.[5] Jadi kerusakan moral adalah seseorang yang berperilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada atau berlaku dalam kehidupan masyarakat.

a.       Faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan moral
1.      Kurang tertanamnya jiwa agama pada tiap-tiap orang dalam masyarakat.
2.      Keadaan masayarakat yang kurang stabil, baik dari segi ekonomi, sosial, politik, dan budaya.
3.      Pendidikan moral yang tidak terlaksana menurut mestinya, baik di rumah tangga, sekolah maupun kalangan masyarakat.
4.      Suasana rumah tangga yang kurang baik.
5.      Diperkenlkannya secara populer obat-obat dan alat-alat anti hamil.
6.      Banyaknya tulisan-tulisan, gambar-gambar, siaran-siaran, kesenian-kesenian yang mengindahkan dasar-dasar dan tuntunan moral.
7.      Kurang adanya bimbingan untuk mengisi waktu luang (leisure time) dengan cara yang baik, dan yang membawa kepada pembinaan moral.
8.      Tidak ada atau kurangnya markas-markas bimbingan dan penyuluhan bagi anak-anak dan pemuda-pemuda remaja.[6]
9.      Kemajuan teknologi. Dampak globalisasi teknologi memang dapat memberikan dampak positif tetapi tidak dapat dipungkiri lagi bahwa hal ini juga dapat berdampak negative bagi kerusakan moral
10.  Memudarnya kualitas keimanan. Sekuat apapun iman seseorang, terkadang mengalami naik turun. Ketika tingkat keimanan seseorang menurun, potensi kesalahan terbuka. Hal ini sangat berbahaya bagi moral, jika dibiarkan terus membuat kesalahan semakin kronis dan merusak citra individu dan institusi.
11.  Pengaruh lingkungan. Lingkungan adalah faktor yang paling mempengaruhi perilaku dan watak remaja.[7]

b.      Solusi mengatasi kerusakan moral
1.      Hindari salah dalam bergaul, kita harus pandai memilah dan memilih teman dekat. Karena pergaulan akan sangat berpengaruh terhadap etika, moral, dan akhlak. Karena kepribadian manusia akan terpengaruhi dari pergaulan itu sendiri. Apabila seseorang bergaul di lingkungan yang baik, maka ia timbul kepribadian yang baik juga. Begitu juga sebaliknya, apabila seseorang bergaul di lingkungan yang tidak baik, maka akan timbul kepribadian yang tidak baik juga.
2.      Peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang terutama dalam mengenalkan pendidikan agama sejak kecil. Perhatian dari orang tua juga sangat penting karena pada banyak kasus, kurangnya perhatian orang tua dapat menyebabkan dampak buruk pada sikap anak.
3.      Memperluas wawasan dan pengetahuan akan sangat berguna untuk menyaring pengaruh buruk dari lingkungan, misalnya kebiasaan merokok. Padahal jka dilihat dari segi kesehatan, merokok dapat menyebabkan bnyak penyakit, baik pada perokok aktif maupun pasif sehingga kebiasaan ini tidak hanya akan mempengaruhi dirinya sendiri, melainkan juga orang-orang di sekelilingnya.
4.      Meningkstkan iman dan takwa dengan cara bersyukur, bersabar, dan beramal sholeh. Dengan kita mendekatkan diri kepada Allah, rajin beribadah, beramal sholeh tentu akan membuat kita terhindar dari perbuatan yang tidak berjalan di jalan Allah.
5.      Adanya mata kuliah Pendidikan moran dan Pengembangan karakter salah satunya Pendidikan Kewarganegaraan yang diikuti mahasiswa untuk menanamkan pada diri masing-masing akan pentingnya pendidikan karakter untuk memperbaiki moral bangsa. Lalu pendidikan agama yang didalamnya terdapat berbagai pendekatan untuk menuju moral yang baik serta mempertegh penanaman nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
6.      Mampu memanfaatkan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebaik-baiknya.[8]

V.                KESIMPULAN
      Kerusakan moral merupakan seseorang yang berperilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Biasanya terjadi karena faktor lingkungan yang ada seperti faktor pergaulan teman. Faktor ini sangat berpengaruh penting dalam menentukan baik buruknya tingkat kemoralan seseorang. Selain itu, faktor pendidikan juga berpengaruh penting dalam kerusakan moral.
Moral pada remaja di daerah Tlogowungu Pati dapat dibilang wajar-wajar saja karena para remaja di daerah itu sudah mulai banyak yang berpendidiklan jenjang tinggi. Sehingga mereka bisa membedakan mana yang baik dan buruk untuk dilakukan. Solusi mencegah kerusakan moral, diantaranya:
1.      Memilah dan memilih teman yang baik.
2.      Orang tua harus memperkenalkan pendidikan kepada anak sejak kecil.
3.      Meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
4.      Perlunya mempelajari pendidikan moral secara detail.
5.      Memanfaatkan teknologi yang canggih dengan sebaik-baiknya.
6.      Lebih memfilter hal-hal yang sekiranya berpengaruh buruk.


VI.             KRITIK DAN SARAN
      Saya selaku penulis masih merasa jika makalah ini belum benar, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran para pembaca untuk membangun makalah selanjutnya agar lebih sempurna.

VII.          PENUTUP
      Demikianlah makalah yang dapat penulis buat, apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan penulis minta maaf yang sebesar-sebesarnya. Penulis juga merasa kalau makalah yang dibuat ini belum sempurna, untuk itu penulis menginginkan si pembaca untuk memberikan saran agar bisa membenahi makalah ini dan untuk makalah-makalah lainnya agar jauh lebih baik dari makalah ini. Dan penulis berharap agar makalah ini bermanfaat buat si pembaca.









DAFTAR PUSTAKA


Debdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia,2002. Jakarta : Bulan Bintang.
Slamet, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah. 1994. Jakarta : Usaha Nasional.
Syukir, Dasar-Dasar Stategi Dakwah Islami. 1983. Surabaya : Al-Ikhlas.























LAMPIRAN

Pertanyaan

1.      Biografi
2.      Bagaimana pendapat tentang moral remaja zaman sekarang?
3.      Apa faktor yang menyebabkan kerusakan moral?
4.      Pengalaman apa yang pernah terjadi akibat kerusakan moral?
5.      Apa solusi untuk mengatasi atau mencegah kerusakan moral?

Jawaban narasumber

1.      Bapak Khoerul Anwar
Lahir di Pati, 20 Maret 1975
Riwayat sekolah : MA Salafiyah Kajen Pati, STAI Pati
Moral remaja pada zaman sekarang bisa dibilang rusak karena adanya banyak faktor yang ada seperti SDM yang minim, yang menjadi faktor utama yaitu lingkungan. Lingkungan merupakan tempat dimana para remaja tinggal dan lingkungan juga merupakan faktor yang mempengaruhi watak dan perilaku remaja. Selain lingkungan, faktor orang tua pun mempengaruhi moral remaja sekarang ini.
Remaja di sekitar daerah Tlogowungu Pati dapat dikatakan masih wajar-wajar saja karena minimnya kasus-kasus yang ada. Tetapi jika mau meneliti secara mendalam, ada anak SMA zaman sekarang yang sudah mulai mabuk-mabukan, memakai narkoba dan obat-obatan terlarang. Kebanyakan anak itu jika lulus SMA kalau mau di kuliahkan orang tuanya pasti tidak mau akibat kecanduan hal seperti itu dan biasanya menimbulkan kemalasan pada dirinya masing-masing. Dari data yang ada, sekitar 80% kebanyakan anak di daerah ini seperti itu dan itu bisa membawa dampak negatif bagi lingkungan yang ada dan membuat anak-anak yang lain juga ikut terpengaruhi. Tidak hanya di kalangan anak SMA saja, pada zaman yang canggih ini anak kecil pun sudah mengetahui hal-hal seperti pemerkosaan, narkoba, dan obat-obatan terlarang. Hal seperti itu disebabkan kurangnya perhatian dari orang tua yang membuat anak bisa bertindak apapun sesuai yang mereka inginkan tanpa orang tua tau. Itu juga terjadi karena anak kurang mengaji dan kurang pergi ke masjid.
Solusi yang dapat dilakukan untuk permasalahan itu adalah :
a)    Melakukan pengawalan terhadap anak oleh orang tua.
b)   Menghidupkan kembali kumpulan remaja masjid atau karang taruna di daerahnya masing-masing.
c)    Sering mengontrol anaknya agar tidak melihat yang tidak senonoh.

2.      Ibu Dian Fitriyani
Lahir di Pati, 7 Maret 1978
Riwayat sekolah : Pondok Matholiul Falah Kajen
Mengelola : TPQ Al-Amin, Masjid Al-Muhajirin
Moral yang terjadi di Tlogowungu Pati kebanyakan yaitu etika remaja sekarang kepada orang tuanya yang menunjukkan kurangnya moral mereka seperti berbicara tidak sopan, membentak, dsb. Apalagi kalau sedang marah tidak peduli dengan siapa marahnya dia samakan semua, mengumpat seenak hati seperti berbicara dengan teman sebayanya. Padahal kebanyakan remaja di sana berpendidikan. Mirisnya lagi jika di sekolah pun rasa hormat pada guru seakan minim sekali. Padahal pada zaman sekarang di dunia kerja, akhlak tingkah laku juga dinilai. Namun, kesalahan ini bukanlah sepenuhnya kesalahan anak melainkan berawal dari lalainya orang tua dalam mendidik anaknya. Beliau berpikiran bahwa itu tanggung jawab guru di sekolah, padahal guru yang utama adalah orang tua di rumah. Keduanya harus saling bertanggung jawab, karena orang kedua adalah guru di sekolah. Solusi untuk mengatasi permasalahan itu adalah yang harus sadar terlebih dahulu adalah orang tua. Orang tua harus instropeksi diri terlebih dahulu dan mulai menjalin hubungan baik dengan anak serta saling terbuka sehingga anak merasa nyaman. Jika hubungan baik tercipta nanti kenakalan anak bisa diatasi, lalu  orang tua juga harus menjalin kerjasama yang baik dengan guru di sekolah untuk menitipkan anaknya untuk diawasinya karena guru sekarang kadang hanya sekedar menjalankan tugas mengajar tidak mendidik. Dan sebagai anak juga harus sadar dan menghargai posisi orang tua dan siapa dirinya maka dia akan tahu bagaimana cara bersikap yang baik.orang tua pun tidak boleh berbicara kasar dan membentak si anak dari kecik karena itu dapat mempengaruhi anak di dewasanya. Terjadi di sebuah sekolah, dimana ada anak yang hobi sekali bolos, ketika dia dihukum malah gurunya di marahi sedangkan di rumah pun setiap dimarahi pasti si anak membantah. Guru di sekolah sampai sakit hati. Tingkah anak itu tidak hanya di sekolah melainkan di lingkungan masyarakat pun seperti itu dan tidak punya sopan sama sekali. Ibunya merasa malu hidup di masyarakat karena anaknya selalu jadi bahan pembicaraan orang-orang di sekitar. Hingga suatu hari salah seorang guru melayangkan surat dikeluarkan dari sekolah ke rumah orang tua tersebut dan ternyata sebab kenakalan anak tersebut adalah tidak puas dengan keadaan ayahnya yang dulu sempat meninggalkan dia saat kecil dan setelah pulang kembali ayahnya selalu memarahinya, memukulnya dan tumbuhlah dia dengan dendam pada ayahnya.

3.      Bapak Moh Saidul Abas, S.Th.I
Lahir di Pati, 24 Februari 1982
Riwayat sekolah : UIN Walisongo Semarang jurusan Tafsir Hadits
Mengelola : TPQ, Masjid
Kerusakan moral yang terjadi di masyarakat Tlogowungu Pati belum begitu mengkhawatirkan. Kenakalan mereka masih dianggap wajar untuk tataran remaja yang sedang mencari jati diri. Kenakalan yang mereka lakukan masih dalam tahap minum-minuman beralkohol, balap liar dan terkadang terdapat singgungan dengan kelompok lain. Untuk membiayai apa yang mereka lakukan tidaklah menggunakan hasil pencurian, perampasan ataupun perampokan melainkan melalui usaha sendiri dengan bekerja secara halal. Jadi kenakalan mereka tidak menyusahkan orang lain. Contohnya seperti ketika ada dangdut pasti para anak-anak remaja zaman sekarang melihatnya tetapi kebanyakan itu anak remaja laki-laki. Mereka pada bergoyang dan minuman beralkohol. Ketika bergoyang, pasti senggol-senggolan satu dengan lainnya itu bisa menyebabkan emosi mereka muncul dan terjadilah pertengkaran.
Dalam kehidupan bermasyarakat, para remaja masih sering terlibat seperti gotong royong mendirikan rumah, rumah ibadah dan juga perbaikan jalan. Mereka nakal tapi baik, melanggar tapi juga tertib. Mereka juga masih bersedia membantu keuangan keluarga, mengarahkan adiknya agar tidak mengikuti jejak kakaknya. Hati nurani mereka masih digunakan untuk menjalani hidup.
Faktor penyebabnya diantaranya adalah sebagai berikut :
a.    Frustasi karena kurang dihargai oleh masyarakat sehingga mereka bikin ulah agar dilihat oleh masyarakat.
b.    Kurangnya perhatian orang tua pada pendidikan agama, yang berakibat pada kurang memahami aturan agama.
c.    Kurangnya rasa percaya diri di hadapan teman-temannya dan ingin diakui sebagai bagian dari kelompok mereka.
d.   Tidak adanya kelompok positif yang didirikan oleh kaum tua untuk mewadahi kegiatan remaja seperti sarana olahraga.
Sedangkan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah :
a.    Harus adanya pengakuan masyarakat pada keberadaan mereka dan melibatkan mereka pada kegiatan kemasyarakatan. Selain memberi penghargaan kepada mereka juga memberi pelatihan agar bisa melanjutkan perjuangan di masyarkat.
b.    Orang tua harus mengetahui ilmu-ilmu agama agar bisa mendidik anak-anaknya sejak dini, menjadikan anak berkarakter lebih penting daripada hanya sekedar menjadikannya juara.
c.    Memberikan pengertian kepada mereka bahwa untuk sekedar diakui tidak harus mengikuti kebiasaan kelompok itu. Menjadi diri sendiri adalah pilihan terbaik.
d.   Menciptakan kelompok atau perkumpulan positif untuk remaja, seperti sarana olahraga, seni, dan  kegiatan sosial agar gairah jiwa muda dapat tersalurkan dengan baik.



[1] Debdibud, Kamus Besar Baahasa Indonesia, Jakarta : Bulan Bintang, 2002. Hal. 276
[2] Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islami, Surabaya : Al-Ikhlas, 1983. Hal.65
[3] Slamet, Prinsip-Prinsip Metodologi Dakwah, Jakarta : Usaha Nasional, 1994. Hal. 78
[4] Slamet, Prinsip-Prinsip Metodologi Dakwah, Jakarta : Usaha Nasional, 1994. Hal. 80

Tidak ada komentar:

Posting Komentar