I.
PENDAHULUAN
. Remaja adalah masa yang harus kita
lewati sebelum menjadi dewasa. Menjadi dewasa berarti kita mempunyai lebih
banyak kebebasan untuk mengatur apa yang
kita inginkan dibandingkan saat kita masih kecil, dimana kita harus selalu mengikuti apa kata orang tua. Di
masa modern seperti ini, kebanyakan remaja sering melakukan tindakan-tindakan
yang melanggar moral seperti melihat video-video yang tidak senonoh dalam
bentuk kekerasan atau pornografi. Dengan adanya banyak kekerasan yang dilakukan
para remaja itu dapat mendorong munculnya kerusakan moral di kalangan remaja
saat ini.
Moral adalah hal yang terpenting dan harus
selalu diperhatikan dalam masyarakat, karena jika terjadi dalam kalangan
masyarakat maka akan dapat mengganggu kenyamanan masyarakat yang lain. Dan jika
dalam suatu kalangan terjadi kerusakan moral maka akan mengakibatkan kehidupan
masyarakat yang merusak. Pada zaman era globalisasi seperti ini, sebagian moral
masyarakat sering terganggu akibat canggihnya teknologi yang dapat menyebabkan
kenakalan remaja dan penyimpangan moral yang hanya untuk kepentingan pribadinya
masing-masing.
Generasi muda merupakan generasi penerus
yang sangat diharapkan oleh bangsa untuk menerukan kepemimpinan bangsa untuk
kelak nanti. Untuk itu, masyarakat merupakan faktor utama untuk membantu para
kalangan muda di zaman sekarang untuk berperilaku yang baik yang tidak
melanggar norma yang ada. Dengan itu, masyarakat harus memberikan pengertian
yang mendalam tentang perilaku-perilaku yang menyimpang yang dapat menyebabkan
kerusakan moral para remaja sekarang.
II.
RUMUSAN MASALAH
a.
Apa pengertian
problem dakwah?
b.
Apa pengertian
problem dakwah “kerusakan moral”?
c.
Bagaimana
kerusakan moral pada zaman sekarang ini?
d.
Apa
faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan moral tersebut?
e.
Bagaimana
solusi untuk mengatasi kerusakan moral?
III.
DESKRIPSI
LAPANGAN
A.
Kerusakan moral
1.
Menurut Bapak
Khoerul Anwar
Bapak Khoerul Anwar adalah salah satu
orang alumni STAI Pati tahun 2007. Beliau adalah alumni dari MA Salafiyah
Kajen. Beliau biasanya mengisi ceramah di masjid-masjid yang dekat dengan
rumahnya. Menurut apa yang disampaikan oleh beliau moral zaman sekarang sangat
memprihatinkan yang disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:
1)
Kurangnya
perhatian orang tua terhadap anaknya karena orang tua mengira bahwa anak mereka
sudah dewasa dan sudah bisa membedakan mana yang baik dan buruk.
2)
Lingkungan dari
pergaulan yang tidak bagus.
3)
Perkembangan
teknologi yang sekarang semakin canggih.
Moral remaja di
daerah Tlogowungu Pati saat ini mulai terkikis oleh zaman, itu terbukti dari
banyaknya remaja yang sekarang nongkrong di pinggir jalan, sedangkan di masjid
atau musholla sekarang sepi oleh remaja-remaja masjid. Bahkan sekarang perilaku
yang menyimpang oleh remaja banyak kita temui seperti kebanyakan remaja zaman
sekarang sering meminum minuman keras dan menggunakan obat-obatan terlarang dan
narkoba.
Maka, solusi
yang dapat dilakukan untuk permasalahan seperti itu adalah :
1)
Melakukan
pengawalan terhadap anak oleh orang tua dengan cara sering menasehati anaknya
agar tidak terjerumus dengan perkembangan zaman saat ini.
2)
Menghidupkan
kembali kumpulan remaja masjid atau karang taruna yang ada di daerahnya
masing-masing.
2.
Menurut Ibu
Dian Fitriyani
Ibu Dian Fitriyani adalah salah satu
pegawai kecamatan Tlogowungu Pati. Beliau juga menjabat sebagai guru TPQ di TPQ
Al-Amin. Di dekat rumahnya ada masjid dan beliau biasanya sering kali mengisi
ceramah pada acara apapun yang ada di daerahnya. Beliau juga sering mengajari
anak mengaji di rumahnya setelah sholat magrib.
Pati merupakan tempat yang berada di
daerah yang sangat strategis apalagi daerah Tlogowungu terletak di pinggir
jalan yang ramai akan orng-orang yang berkeliaran. Terkadang di daerah situ
banyak anak-anak yang sering tidak mendengarkan nasehat dari kedua orang
tuannya. Hal itu sering dilakukan anak-anak di daerah situ, apalagi jika
kemauan mereka tidak dipenuhi oleh orang tuanya mereka sering berbicara tidak
sopan bahkan membentak. Apalagi kalau sedang marah mereka tidak peduli
berbicara dengan siapa, orang yang ada di dekatnya sering menjadi sasaran
mereka seperti halnya orang tua mereka anggap seperti teman sebayanya sendiri.
Padahal mereka berpendidikan, mirisnya di sekolah pun rasa hormat mereka
terhadap gurunya sangan minim sekali. Padahal zaman sekarang di dunia kerja,
akhlak etika tingkah laku juga dinilai.
Jadi,
faktor yang menyebabkan permasalahan seperti itu yaitu:
1)
Kurangnya
kepedulian orang tua
2)
Teknologi
3)
Teman pergaulan
di lingkungannya
4)
Kurangnya
keagamaan
Solusinya adalah kedua pihak yaitu antara anak dan orang tua harus
ada komunikasi yang baik antar satu sama lain agar tidak terjadi hal itu dan
sebagai orang tua harus selalu mengingatkan anaknya dan menegur apabila si anak
berperilaku yang tidak sekadarnya dan sebagai anak jika dinasehati orang tuanya
sebaiknya didengarkan secara baik-baik dan dijalankan apa yang menjadi tugas
anak jangan seenaknya sendiri.
3.
Menurut Bapak
Moh Saidul Abas, S.Th.I
Bapak Moh Saidul Abas, S.TH.I adalah salah
satu orang alumni UIN Walisongo tahun 2009. Beliau juga menjabat sebagai guru
TPQ di daerah Tlogowungu Pati. Selain itu beliau juga sering mengisi ceramah
dan khotbah Jum’at.
Moral yang ada di daerah Tlogowungu Pati
belum begitu mengkhawatirkan. Kenakalan mereka masih dianggap wajar untuk
tataran remaja yang sedang mencari jati diri. Kenakalan yang mereka lakukan
masih dalam tahap minum-minuman beralkohol, balap liar dan terkadang terdapat
sedikit singgungan dengan kelompok lain. Untuk membiayai apa yang mereka
lakukan biasanya mereka lakukan tindakan seperti pencurian, perampokan, dan perampasan. Jadi kenakalan
mereka tidak menyusahkan orang lain. Itu terjadi disebabkan karena kurangnya
mengaji dalam diri mereka dan kurangnya pengontrolan dari orang tua. Mereka
melakukan semua itu biasanya disebabkan karena mereka sering melihat handphone
kemudian mereka browsing tentang hal-hal yang aneh.
Jadi,
solusi yang dapat dilakukan untuk masalah itu adalah :
a)
Menamankan jiwa
agamis dalam diri mereka.
b)
Harus dalam penglihatan
orang tua dan sering-sering mengontrol si anak.
c)
Memberikan
nasehat tentang akibat melakukan hal itu.
IV.
ANALISI
A.
TEORI
1.
Problem Dakwah
Istilah problema/problematika berasal dari
bahasa Inggris yaitu “problematic” yang artinya persoalan atau masalah.
Sedangkan dalam bahasa Indonesia, problema berarti hal yang belum dapat
dipecahkan; yang menimbulkan permasalahan.[1]
Sedangkan ahli lain mengatakan bahwa
“definisi problema/problematika adalah suatu kesenjangan antara harapan dan
kenyataan yang diharapkan dapat menyelesaikan atau dapat diperlukan atau dengan
kata lain dapat mengurangi kesenjangan itu.[2]
Jadi, problema adalah berbagai
persoalan-persoalan sulit yang dihadapi dalam proses pemberdayaan, baik yang
datang dari faktor eksternal maupun dalam upaya pemberdayaan masyarakat Islami
secara langsung dalam masyarakat.
Problem dakwah itu terbagi ke dalam dua
faktor intern dan faktor ekstern :
a.
Faktor intern
Problematika
datangnya dari dalam atau faktor intern cukup banyak, diantaranya :
1.
Banyaknya paham
atau aliran yang berkembang di tengah-tengah masyarakat.
2.
Pengaruh adat
istiadat yang sudah mendarah daging.
3.
Tingkat
pengetahuan jama’ah yang tidak sama dalam suatu forum pengajian atau majelis
taklim.
4.
Banyaknya
orang-orang munafik yang berselimutkan Islam. Bicaranya Islam, membicarakan
perjuangan tapi hati dan tingkah lakunya tidak berbeda dengan orang kafir,
kalau tidak dikatakah lebh jelek lagi.[3]
b.
Faktor ekstern
Yang menjadi kendala
atau problema dalam dakwah ini bukan saja faktor intern, tapi juga faktor
ekstern. Hal ini mencakup diantaranya :
1.
Pengaruh budaya
asing baik itu melalui film, video, maupun dengan perantara orang asing itu
sendiri yang datang sebagai turis.
2.
Pengaruh
ideologi yang menjurus kepada mendiskreditkan Islam.
3.
Aparat atau
penegak hukum yang sudah terlanjur alergi terhadap Islam.
4.
Peraturan dan
undang-undang yang kurang mendukung terhadap kegiatan dakwah.[4]
2.
Kerusakan moral
Secara bahasa moral merupakan bentuk
jamak dari kata mos yang bermakna kebiasaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) disebutkan moral adalah ajaran baik buruk yang diterima umum mengenai
perbuatan, sikap, kewajiban, dsb; budi pekerti; susila; mereka sudah bejat;
mereka hanya minum- minum dan mabuk-mabukn, bermain judi, dan bermain
perempuan. Dalam wikipedia dijelaskan, moral adalah istilah manusia menyebut ke
manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut
amoral yang artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata
manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh
manusia.
Kata moral secara eksplisit adalah
hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia
tidak bisa melakukan sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang mempunyai nilai
implisit karena banyak orang yang mempunyai moral atau sikap amoral itu dari
sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di
sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai moral jika ia ingin dihormati oleh
sesamanya.
Moral adalah nilai ke-absolutan
dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari
kebudayaan masyarakat setempat. Moral adalah perbuatan/ tingkah laku/ ucapan
seseorang dalam berinteraksi dengan manusia. Apabila yang dilakukan seseorang
itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat
diterima serta menyenangkan lingkungan msayarakatnya, maka orang itu dinilai
mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Moral adalah produk dari
budaya dan agama. Jadi, moral adalah perbuatan/ tingkah laku/ ucapan seseorang
dalam berinteraksi dengan manusia. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai
dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta
menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang
baik, begitu juga sebaliknya ketika seseorang tidak mampu berperilaku sesuai
dengan nilai dan norma atau dalam artian melanggar maka itulah awal dari
terjadinya kerusakan moral.[5]
Jadi kerusakan moral adalah seseorang yang berperilaku yang tidak sesuai dengan
norma-norma yang ada atau berlaku dalam kehidupan masyarakat.
a.
Faktor-faktor
yang menyebabkan kerusakan moral
1.
Kurang
tertanamnya jiwa agama pada tiap-tiap orang dalam masyarakat.
2.
Keadaan
masayarakat yang kurang stabil, baik dari segi ekonomi, sosial, politik, dan
budaya.
3.
Pendidikan
moral yang tidak terlaksana menurut mestinya, baik di rumah tangga, sekolah
maupun kalangan masyarakat.
4.
Suasana rumah
tangga yang kurang baik.
5.
Diperkenlkannya
secara populer obat-obat dan alat-alat anti hamil.
6.
Banyaknya tulisan-tulisan,
gambar-gambar, siaran-siaran, kesenian-kesenian yang mengindahkan dasar-dasar
dan tuntunan moral.
7.
Kurang adanya
bimbingan untuk mengisi waktu luang (leisure time) dengan cara yang baik, dan
yang membawa kepada pembinaan moral.
8.
Tidak ada atau
kurangnya markas-markas bimbingan dan penyuluhan bagi anak-anak dan
pemuda-pemuda remaja.[6]
9.
Kemajuan
teknologi. Dampak globalisasi teknologi memang dapat memberikan dampak positif
tetapi tidak dapat dipungkiri lagi bahwa hal ini juga dapat berdampak negative
bagi kerusakan moral
10.
Memudarnya
kualitas keimanan. Sekuat apapun iman seseorang, terkadang mengalami naik
turun. Ketika tingkat keimanan seseorang menurun, potensi kesalahan terbuka.
Hal ini sangat berbahaya bagi moral, jika dibiarkan terus membuat kesalahan
semakin kronis dan merusak citra individu dan institusi.
11.
Pengaruh
lingkungan. Lingkungan adalah faktor yang paling mempengaruhi perilaku dan
watak remaja.[7]
b.
Solusi
mengatasi kerusakan moral
1.
Hindari salah
dalam bergaul, kita harus pandai memilah dan memilih teman dekat. Karena
pergaulan akan sangat berpengaruh terhadap etika, moral, dan akhlak. Karena
kepribadian manusia akan terpengaruhi dari pergaulan itu sendiri. Apabila
seseorang bergaul di lingkungan yang baik, maka ia timbul kepribadian yang baik
juga. Begitu juga sebaliknya, apabila seseorang bergaul di lingkungan yang
tidak baik, maka akan timbul kepribadian yang tidak baik juga.
2.
Peran orang tua
sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang terutama dalam mengenalkan
pendidikan agama sejak kecil. Perhatian dari orang tua juga sangat penting
karena pada banyak kasus, kurangnya perhatian orang tua dapat menyebabkan
dampak buruk pada sikap anak.
3.
Memperluas
wawasan dan pengetahuan akan sangat berguna untuk menyaring pengaruh buruk dari
lingkungan, misalnya kebiasaan merokok. Padahal jka dilihat dari segi
kesehatan, merokok dapat menyebabkan bnyak penyakit, baik pada perokok aktif
maupun pasif sehingga kebiasaan ini tidak hanya akan mempengaruhi dirinya
sendiri, melainkan juga orang-orang di sekelilingnya.
4.
Meningkstkan
iman dan takwa dengan cara bersyukur, bersabar, dan beramal sholeh. Dengan kita
mendekatkan diri kepada Allah, rajin beribadah, beramal sholeh tentu akan
membuat kita terhindar dari perbuatan yang tidak berjalan di jalan Allah.
5.
Adanya mata
kuliah Pendidikan moran dan Pengembangan karakter salah satunya Pendidikan
Kewarganegaraan yang diikuti mahasiswa untuk menanamkan pada diri masing-masing
akan pentingnya pendidikan karakter untuk memperbaiki moral bangsa. Lalu
pendidikan agama yang didalamnya terdapat berbagai pendekatan untuk menuju
moral yang baik serta mempertegh penanaman nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari.
6.
Mampu
memanfaatkan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebaik-baiknya.[8]
V.
KESIMPULAN
Kerusakan moral merupakan seseorang yang
berperilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Biasanya terjadi karena faktor lingkungan yang ada seperti faktor pergaulan
teman. Faktor ini sangat berpengaruh penting dalam menentukan baik buruknya
tingkat kemoralan seseorang. Selain itu, faktor pendidikan juga berpengaruh
penting dalam kerusakan moral.
Moral
pada remaja di daerah Tlogowungu Pati dapat dibilang wajar-wajar saja karena
para remaja di daerah itu sudah mulai banyak yang berpendidiklan jenjang
tinggi. Sehingga mereka bisa membedakan mana yang baik dan buruk untuk
dilakukan. Solusi mencegah kerusakan moral, diantaranya:
1.
Memilah dan
memilih teman yang baik.
2.
Orang tua harus
memperkenalkan pendidikan kepada anak sejak kecil.
3.
Meningkatkan
keimanan dan ketakwaan.
4.
Perlunya
mempelajari pendidikan moral secara detail.
5.
Memanfaatkan
teknologi yang canggih dengan sebaik-baiknya.
6.
Lebih memfilter
hal-hal yang sekiranya berpengaruh buruk.
VI.
KRITIK DAN
SARAN
Saya selaku penulis masih merasa jika
makalah ini belum benar, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran para
pembaca untuk membangun makalah selanjutnya agar lebih sempurna.
VII.
PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat penulis
buat, apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan penulis minta maaf yang
sebesar-sebesarnya. Penulis juga merasa kalau makalah yang dibuat ini belum
sempurna, untuk itu penulis menginginkan si pembaca untuk memberikan saran agar
bisa membenahi makalah ini dan untuk makalah-makalah lainnya agar jauh lebih
baik dari makalah ini. Dan penulis berharap agar makalah ini bermanfaat buat si
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Debdikbud,
Kamus Besar Bahasa Indonesia,2002. Jakarta : Bulan Bintang.
Slamet,
Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah. 1994. Jakarta : Usaha Nasional.
Syukir,
Dasar-Dasar Stategi Dakwah Islami. 1983. Surabaya : Al-Ikhlas.
LAMPIRAN
Pertanyaan
1.
Biografi
2.
Bagaimana
pendapat tentang moral remaja zaman sekarang?
3.
Apa faktor yang
menyebabkan kerusakan moral?
4.
Pengalaman apa
yang pernah terjadi akibat kerusakan moral?
5.
Apa solusi
untuk mengatasi atau mencegah kerusakan moral?
Jawaban narasumber
1.
Bapak Khoerul
Anwar
Lahir
di Pati, 20 Maret 1975
Riwayat
sekolah : MA Salafiyah Kajen Pati, STAI Pati
Moral
remaja pada zaman sekarang bisa dibilang rusak karena adanya banyak faktor yang
ada seperti SDM yang minim, yang menjadi faktor utama yaitu lingkungan.
Lingkungan merupakan tempat dimana para remaja tinggal dan lingkungan juga
merupakan faktor yang mempengaruhi watak dan perilaku remaja. Selain
lingkungan, faktor orang tua pun mempengaruhi moral remaja sekarang ini.
Remaja
di sekitar daerah Tlogowungu Pati dapat dikatakan masih wajar-wajar saja karena
minimnya kasus-kasus yang ada. Tetapi jika mau meneliti secara mendalam, ada
anak SMA zaman sekarang yang sudah mulai mabuk-mabukan, memakai narkoba dan
obat-obatan terlarang. Kebanyakan anak itu jika lulus SMA kalau mau di
kuliahkan orang tuanya pasti tidak mau akibat kecanduan hal seperti itu dan
biasanya menimbulkan kemalasan pada dirinya masing-masing. Dari data yang ada,
sekitar 80% kebanyakan anak di daerah ini seperti itu dan itu bisa membawa
dampak negatif bagi lingkungan yang ada dan membuat anak-anak yang lain juga
ikut terpengaruhi. Tidak hanya di kalangan anak SMA saja, pada zaman yang
canggih ini anak kecil pun sudah mengetahui hal-hal seperti pemerkosaan,
narkoba, dan obat-obatan terlarang. Hal seperti itu disebabkan kurangnya
perhatian dari orang tua yang membuat anak bisa bertindak apapun sesuai yang
mereka inginkan tanpa orang tua tau. Itu juga terjadi karena anak kurang
mengaji dan kurang pergi ke masjid.
Solusi
yang dapat dilakukan untuk permasalahan itu adalah :
a)
Melakukan
pengawalan terhadap anak oleh orang tua.
b)
Menghidupkan
kembali kumpulan remaja masjid atau karang taruna di daerahnya masing-masing.
c)
Sering
mengontrol anaknya agar tidak melihat yang tidak senonoh.
2.
Ibu Dian
Fitriyani
Lahir
di Pati, 7 Maret 1978
Riwayat
sekolah : Pondok Matholiul Falah Kajen
Mengelola
: TPQ Al-Amin, Masjid Al-Muhajirin
Moral
yang terjadi di Tlogowungu Pati kebanyakan yaitu etika remaja sekarang kepada
orang tuanya yang menunjukkan kurangnya moral mereka seperti berbicara tidak
sopan, membentak, dsb. Apalagi kalau sedang marah tidak peduli dengan siapa
marahnya dia samakan semua, mengumpat seenak hati seperti berbicara dengan
teman sebayanya. Padahal kebanyakan remaja di sana berpendidikan. Mirisnya lagi
jika di sekolah pun rasa hormat pada guru seakan minim sekali. Padahal pada
zaman sekarang di dunia kerja, akhlak tingkah laku juga dinilai. Namun,
kesalahan ini bukanlah sepenuhnya kesalahan anak melainkan berawal dari
lalainya orang tua dalam mendidik anaknya. Beliau berpikiran bahwa itu tanggung
jawab guru di sekolah, padahal guru yang utama adalah orang tua di rumah.
Keduanya harus saling bertanggung jawab, karena orang kedua adalah guru di
sekolah. Solusi untuk mengatasi permasalahan itu adalah yang harus sadar
terlebih dahulu adalah orang tua. Orang tua harus instropeksi diri terlebih
dahulu dan mulai menjalin hubungan baik dengan anak serta saling terbuka
sehingga anak merasa nyaman. Jika hubungan baik tercipta nanti kenakalan anak bisa
diatasi, lalu orang tua juga harus
menjalin kerjasama yang baik dengan guru di sekolah untuk menitipkan anaknya
untuk diawasinya karena guru sekarang kadang hanya sekedar menjalankan tugas
mengajar tidak mendidik. Dan sebagai anak juga harus sadar dan menghargai
posisi orang tua dan siapa dirinya maka dia akan tahu bagaimana cara bersikap
yang baik.orang tua pun tidak boleh berbicara kasar dan membentak si anak dari
kecik karena itu dapat mempengaruhi anak di dewasanya. Terjadi di sebuah
sekolah, dimana ada anak yang hobi sekali bolos, ketika dia dihukum malah
gurunya di marahi sedangkan di rumah pun setiap dimarahi pasti si anak
membantah. Guru di sekolah sampai sakit hati. Tingkah anak itu tidak hanya di
sekolah melainkan di lingkungan masyarakat pun seperti itu dan tidak punya
sopan sama sekali. Ibunya merasa malu hidup di masyarakat karena anaknya selalu
jadi bahan pembicaraan orang-orang di sekitar. Hingga suatu hari salah seorang
guru melayangkan surat dikeluarkan dari sekolah ke rumah orang tua tersebut dan
ternyata sebab kenakalan anak tersebut adalah tidak puas dengan keadaan ayahnya
yang dulu sempat meninggalkan dia saat kecil dan setelah pulang kembali ayahnya
selalu memarahinya, memukulnya dan tumbuhlah dia dengan dendam pada ayahnya.
3.
Bapak Moh
Saidul Abas, S.Th.I
Lahir
di Pati, 24 Februari 1982
Riwayat
sekolah : UIN Walisongo Semarang jurusan Tafsir Hadits
Mengelola
: TPQ, Masjid
Kerusakan
moral yang terjadi di masyarakat Tlogowungu Pati belum begitu mengkhawatirkan.
Kenakalan mereka masih dianggap wajar untuk tataran remaja yang sedang mencari
jati diri. Kenakalan yang mereka lakukan masih dalam tahap minum-minuman
beralkohol, balap liar dan terkadang terdapat singgungan dengan kelompok lain.
Untuk membiayai apa yang mereka lakukan tidaklah menggunakan hasil pencurian,
perampasan ataupun perampokan melainkan melalui usaha sendiri dengan bekerja
secara halal. Jadi kenakalan mereka tidak menyusahkan orang lain. Contohnya
seperti ketika ada dangdut pasti para anak-anak remaja zaman sekarang melihatnya
tetapi kebanyakan itu anak remaja laki-laki. Mereka pada bergoyang dan minuman
beralkohol. Ketika bergoyang, pasti senggol-senggolan satu dengan lainnya itu
bisa menyebabkan emosi mereka muncul dan terjadilah pertengkaran.
Dalam
kehidupan bermasyarakat, para remaja masih sering terlibat seperti gotong
royong mendirikan rumah, rumah ibadah dan juga perbaikan jalan. Mereka nakal tapi
baik, melanggar tapi juga tertib. Mereka juga masih bersedia membantu keuangan
keluarga, mengarahkan adiknya agar tidak mengikuti jejak kakaknya. Hati nurani
mereka masih digunakan untuk menjalani hidup.
Faktor
penyebabnya diantaranya adalah sebagai berikut :
a.
Frustasi karena
kurang dihargai oleh masyarakat sehingga mereka bikin ulah agar dilihat oleh
masyarakat.
b.
Kurangnya perhatian
orang tua pada pendidikan agama, yang berakibat pada kurang memahami aturan
agama.
c.
Kurangnya rasa
percaya diri di hadapan teman-temannya dan ingin diakui sebagai bagian dari
kelompok mereka.
d.
Tidak adanya
kelompok positif yang didirikan oleh kaum tua untuk mewadahi kegiatan remaja
seperti sarana olahraga.
Sedangkan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah :
a.
Harus adanya
pengakuan masyarakat pada keberadaan mereka dan melibatkan mereka pada kegiatan
kemasyarakatan. Selain memberi penghargaan kepada mereka juga memberi pelatihan
agar bisa melanjutkan perjuangan di masyarkat.
b.
Orang tua harus
mengetahui ilmu-ilmu agama agar bisa mendidik anak-anaknya sejak dini,
menjadikan anak berkarakter lebih penting daripada hanya sekedar menjadikannya
juara.
c.
Memberikan
pengertian kepada mereka bahwa untuk sekedar diakui tidak harus mengikuti
kebiasaan kelompok itu. Menjadi diri sendiri adalah pilihan terbaik.
d.
Menciptakan
kelompok atau perkumpulan positif untuk remaja, seperti sarana olahraga, seni,
dan kegiatan sosial agar gairah jiwa
muda dapat tersalurkan dengan baik.
[1]
Debdibud, Kamus Besar Baahasa Indonesia, Jakarta : Bulan Bintang, 2002.
Hal. 276
[2] Syukir, Dasar-Dasar
Strategi Dakwah Islami, Surabaya : Al-Ikhlas, 1983. Hal.65
[3] Slamet, Prinsip-Prinsip
Metodologi Dakwah, Jakarta : Usaha Nasional, 1994. Hal. 78
[4] Slamet, Prinsip-Prinsip
Metodologi Dakwah, Jakarta : Usaha Nasional, 1994. Hal. 80
Tidak ada komentar:
Posting Komentar