Kamis, 18 Mei 2017

BIMBINGAN DAN KONSELING



A.    Pengertian Bimbingan dan Konseling
         Bimbingan dan konseling yang merupakan pelayanan dari, untuk, dan oleh manusia memiliki pengertian­-pengertian yang khas. Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada individu dengan menggunakan berbagai prosedur, cara dan bahan agar individu tersebut mampu mandiri dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Sedangkan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang disadarkan pada prosedur wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.
Untuk pengertian konseling sering digunakan istilah penyuluhan, padahal istilah penyuluhan telah terlanjur digunakan secara luas di masyarakat untuk pengertian yang tidak begitu relevan dengan makna konseling yang sebenarnya. Untuk tidak menimbulkan kerancuan antara istilah-istilah profesional dalam bidang bimbingan dan konseling dan sekaligus untuk memurnikan pengertian konseling itu sendiri maka istilah yang hendaknaya dipakai dalam pengembangan dan gerakan bimbingan dan konseling di Indonesia adalah istilah konseling.
Konsepsi bimbingan dan konseling ternyata mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Pada awalnya istilah “bimbingan” berdiri sendiri dan tidak mengundang di dalamnya pengertian konseling. Pada periode berikutnya istilah  bimbingan dan konseling dipakai secara kebersamaan dan yang satu memuat yang lain. Pada perkembangan yang lebih lanjut istilah konseling berdiri sendiri dan sekaligus ia memuat pengertian bimbingan.
Bimbingan dan konseling memiliki tujuan yang terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum bimbingan dan konseling membantu individu agar dapat mencapai perkembangan secara optimal sesuai dengan bakat, kemampuan, minat dan nilai-nilai, serta terpecahkan masalah-masalah yang dihadapi individu (klien). Termasuk ke dalam tujuan umum bimbingan dan konseling adalah membantu individu agar dapat mandiri dengan ciri-ciri mampu memahami dan menerima dirinya sendiri dan lingkungannya, membuat keputusan dan rencana yang realistik, mengarahkan diri sendiri dengan keputusan dan rencananya itu serta pada akhirnya mewujudkan diri sendiri. Tujuan khusus bimbingan dan konseling langsung terkait pada arah perkembangan  klien  dan masalah-masalah yang dihadapi. Tujuan-tujuan khusus itu merupakan penjabaran tujuan-tujuan umum yang dikaitkan pada permasalahan klien, baik yang menyangkut perkembangan maupun kehidupannya.


Sesuai dengan tuntutan keilmuan dan prosedur pelaksanaannya, bimbingan dan konseling diselenggarakan menurut berbagai asas, yaitu asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kekinian,kemandirian, kegiatan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, ahli tangan, dan tut wuri handayani. Asas-asas ini perlu terlaksana dengan baik demi kelancaran penyelenggaraan serta tercapainya tujuan bimbingan dan konseling yang diharapkan.
Berbagai hal dalam pelayanan bimbingan dan konseling sering ditafsirkan secara salah sehingga menimbulkan berbagai kesalahpahaman. Antara lain menyangkut hubungan antara bimbingan dan konseling dengan pendidikan, peranan konselor,  jenis pemberian bantuan dan karakteristik masalah yang ditangani,  prosedur kerja, kualifikasi keahlian, hasil yang harus dicapai, serta penggunaan instrumentasi bimbingan dan konseling.

Landasan Bimbingan dan Konseling
Pelayanan bimbingan dan konseling memerlukan sejumlah landasan.
1.      Landasan filosofis.
 Pemikiran filosofis menuntut konselor bekerja secara cermat, tepat dan bijaksana. Pemikiran filosofis yang selalu terkait dengan pelayanan bimbingan dan konseling terutama adalah tentang hakikat manusia dan tujuan serta tugas kehidupan  manusia.
2.      Pelayanan bimbingan dan konseling  berlandaskan agama.
Kemulian manusia sebagaimana ditunjukan oleh kaidah-kaidah  agama harus dikembangkan dan dimuliakan. Segala tindakan dan kegiatan bimbingan dan konseling selalu diarahkan pada tujuan pemuliaan kemuliaan manusia itu. Hal ini tidak berarti bahwa konselor secara langsung memanfaatkan unsur ataupun kaidah-kaidah agama tertentu atau menonjolkan warna agama sebagai tujuan yang akan dicapai dalam layanan bimbingan dan konseling. Peranan agama dalam bimbingan dan konseling pertama-tama terarah pada upaya peneguhan keimanan dan ketaqwaan pada diri klien melalui penghormatan yang tinggi terhadap agama klien dan pentransferan kaidah-kaidah agama secara wajar dan tidak mempertentangkan  agama yang satuterhadap agama lainnya.
3.      Landasan Psikologis
Dalam bimbingan dan konseling dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang tingkah laku individu yang menjadi sasaran layanan dengan berbagai latar belakang dan latar depannya. Hal ini sangat penting karena bidang garapan  bimbingan dan konseling adalah tingkah laku individu, khususnya klien, yang perlu diubah dan atau dikembangkan apabila ia hendak mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya atau ingin  mencapai tujuan-tujuan yang dikehendakinya. Dalam hal ini bidang kajian yang perlu dikuasai oleh konselor adalah (a) motif dan motifasi, (b) pembawaan dan lingkungan , (c) perkembangan individu, (d) belajar, balikan dan penguatan, serta (e) kepribadian
4.      Landasan sosial budaya yang mengingatkan bahwa bimbingan dan konseling yang hendak dikembangkan adalah bimbingan untuk seluruh rakyat Indonesia dengan kebhinekaan budayanya. Oleh sebab itu layanan bimbingan dan konselinh seyogyanya tidak disama ratakan untuk semua klien dari latar belakang sosial budaya yang berbeda.
5.      Landasan ilmiah dan teknologi membicarakan tentang sifat-sifat keilmuan bimbingan dan konseling. Dalam kaitan ini dikemukakan bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu ilmu sebagaimana ilmu-ilmu lainnya. Sementara itu, bimbingan dan konseling sebagai ilmu yang multireferensial menerima sumbangan yang besar dari ilmu-ilmu lain dsan bidang teknologi.
6.      Landasan pedagogis mengemukakan bahwa antara pendidikan dan bimbingan memang dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan. Secara,mendasar bimbingan (dan konseling) merupakan salah satu bentuk  pendidikan. Demikianlah  proses bimbingan dan konseling adalah proses pendidikan yang menekankan pada kegiatan belajar dan sifat normatif. 



http://panduanguru.com/pengertian-bimbingan-konseling-bk/ pukul 11.09 WIB, Rabu, 13 November 2013
Prayetno dan Erman Anti, “Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling,”, Jakarta:Rineka Cipta 1999
Sukardi, Dewa Ketut, “Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Di Sekolah,ceetakan kedua”, Jakarta:PT.Rineka Cipta,2008.
Walgito Bimo, “Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah” cetakan ketiga, Yogyakarta:ANDI OFFSET
Sukardi, Dewa Ketut, “Pengantar Teori Konseling (suatu uraian ringkas)” , Jakarta:Ghalia Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar