PENGANTAR
MANAJEMEN
·
Pengertian manajemen
1. Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno legaraluto,
yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
2. Kata manajemen juga berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare
yang berarti “mengendalikan,” terutama “mengendalikan kuda”
3. Manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. (Mary Parker Follet)
4. Manajemen adalah sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran (goals) secara efektif dan efesien. (Ricky W.
Griffin)
5. Seni dalam menyelesaikan sesuatu melalui orang lain
(Follet,1997)
6. Sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan
organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya
(Nickels, McHugh and McHugh ,1997)
7. Seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang
terkait dengan pencapaian tujuan. (Ernie&Kurniawan, 2005)
8. Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(Stoner).
9. Manajemen merupakan ilmu dan seni.
10. Ada 4 fungsi utama dalam manajemen: Perencanaan (Planning),
Pengorganisasian (Organizing), Pengarahan (Actuating/Directing),
dan Pengawasan (Controlling)
· Proses manajemen
ada 4 :
1.
Adanya
orang atau sekelompok orang
2.
Adanya
kerjasama
3.
Mencapai
tujuan yang sama
4.
Efektif,
efisien supaya tepat waktu dan tepat sasaran.
· Faktor-faktor dalam pencapaian tujuan
1.
Adanya penggunaan sumber daya organisasi, baik sumber daya manusia,
maupun faktor-faktor produksi lainnya. Sumber daya tersebut meliputi sumber
daya manusia, sumber daya alam, sumber daya keuangan, serta informasi
(Griffin,2002)
2.
Adanya proses yang bertahap dari mulai perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengimplementasian, hingga pengendalian dan pengawasan.
3.
Adanya seni dalam menyelesaikan pekerjaan.
Efektif dan efisien
1. Efektif : bahwa tujuan
dapat dicapai sesuai dengan perencanaan.
2. Efisien : bahwa tugas
yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal;
dalam berbagai bidang seperti industri, pendidikan, kesehatan, bisnis,
finansial dan sebagainya.
Dengan kata lain efektif menyangkut tujuan dan efisien menyangkut
cara dan lamanya suatu proses mencapai tujuan tersebut.
Manajemen : pengetahuan atau seni?
o Ilmu manajemen merupakan suatu kumpulan
pengetahuan yang disistemisasi, dikumpulkan dan diterima kebenarannya. Hal ini
dibuktikan dengan adanya metode ilmiah yang dapat digunakan dalam setiap
penyelesaian masalah dalam manajemen.
o Beberapa ahli seperti Follet menganggap manajemen
adalah sebuah seni. Hal ini disebabkan
oleh karena kepemimpinan memerlukan kharisma, stabilitas emosi, kewibawaan,
kejujuran, kemampuan menjalin hubungan antaramanusia yang
semuanya itu banyak ditentukan oleh bakat seseorang dan sulit dipelajari.
Manejemen sebagai suatu seni mempunyai ciri-ciri :
o
Kesuksesan dalam
mencapai tujuan sangat dipengaruhi dan didukung oleh sifat-sifat dan bakat para
manajer.
o
Dalam proses
pencapaian tujuan seringkali melibatkan unsur naluri (instinct),
perasaan dan intelektual
o
Dalam
pelaksanaan kegiatan faktor yang cukup yang menentukan keberhasilannya adalah
kekuatan pribadi (character) kreatif yang dimiliki
Arti manajemen
1.
Manajemen
sebagai seni
Seni manajemen meliputi kemampuan
untuk melihat totalitas dari bagian-bagian yang terpisah dan berbeda-beda,
kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau gambaran tentang suatu visi tertentu,
kemampuan untuk mengawinkan visi tersebut dengan skill atau kemampuan yang
efektif dan efisien.
2.
Manajemen
sebagai proses
Manajemen proses adalah rangkaian aktivitas
perencanaan dan pengawasan kinerja suatu proses, terutama proses bisnis.
Manajemen proses mengaplikasikan pengetahuan, ketrampilan, peralatan, teknik,
serta sistem untuk mendefinisikan, memvisualisasikan, mengukur, mengontrol,
melaporkan, dan memperbaiki proses dengan tujuan untuk meningkatkan keuntungan
atau laba mempromosikan pendekatan proses untuk mengelola suatu organisasi.
3.
Manajemen
sebagai ilmu pengetahuan
Pada abad ke-2
orang-orang Yunani hijrah ke Arab untuk itu orang Yunani berambut panjang dan
berjanggut panjang, serta ilmu-ilmu mulai ada di Arab. Ilmu adalah suatu
pemikiran yang mendalam dari sekedar yang kita ketahui. Sedangkan pengetahuan
adalah pengalaman yang muncul dengan pengamatan sehingga timbul keyakinan tanpa
adanya keragu-raguan oleh indra.
Kedudukan
manajemen dalam ilmu
1. Administrasi
2. Manajemen
3. Organisasi
4. Kepemimpinan/Leadership
5. Komunikasi
6. Human Relation
Cara baca: manajemen inti dari administrasi, organisasi
inti dari manajemen, pemimpin/kepemimpinan inti dari organisasi, komunikasi
inti dari pemimpin/kepemimpinan , dan human relation inti dari komunikasi.
(Prof. Dr. Sondang P. Siagian, dan Dr. Kartini Kartono).
1.
Administrasi: keseluruhan proses kerjasama dua orang manusia atau
lebih atas dasar rasionalitas untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.
Administrasi: suatu proses
kerjasama dg memanfaatkan semua sumber daya, baik personal maupun material yg
tersedia scr rasional utk mencapai tujuan yg tlh ditetapkan lbh dahulu scr
efektif + efisien dalam suasana yg menyenangkan .
2.
Manajemen: ilmu dan seni untuk memperoleh sesuatu hasil melalui
kerja orang .Manajemen: kemampuan dan ketrampilan utk memperoleh sesuatu hasil
dalam rangka mencapai tujuan melalui kegiatan orang lain,
3.
Organisasi: Setiap bntk kerjasama antara 2 org atau lbh yg
bekerjasama secara formal dalm rangka mecapai tujuan yg telah ditetapkan.Organisasi: sistem kegiatan kerjasama,
bentuk dalam arti wadah adalah perahu, dalam arti proses interaksi yang
serasi antara peran pemukul beduk dan peran pendayung .
4.
Leadership: Kemampuan utk mempengaruhi org lain spy dpt dan suka
berkerja Pemimpin yang
disebut Kepemimpinan (kontribusi 20%) dengan pendayung=SDM/pegawai/masyarakat
(kontribusi 80%); Pemimpin (di depan sebagai pemukul beduk memberi motivasi,
semangat/contoh/ keteladanan melalui bunyi indah yang dihasilkan pemukul beduk.
5.
Komunikasi (verbal dan non verbal); dibelakang sebagai
pendayung/pengemudi/pelurus jalan menuju tujuan.
6.
Human Relation ( hubungan kemanusian)
Manajemen
sebagai profesi
o
Manajemen
sebagai Profesi merupakan suatu bidang pekerjaan yang dilakukan oleh
orang-orang yang memiliki keahlian dan ketrampilan sebagai kader, pemimpin atau
‘manajer’ pada suatu organisasi / perusahaan tertentu.
o
Profesi
‘manajer’ merupakan sebuah profesi atau jabatan spesifik dan ‘prestigious’
sebagai ‘decision maker’ yang dapat menentukan berkembangnya suatu organisasi /
perusahaan dimasa mendatang
Aplikasi-aplikasi
yang berbeda dari istilah manajemen
o
Pengelompokan
pekerjaan
o
Seorang
individu
o
Suatu
disiplin akademik
o
Suatu
proses
MANAJEMEN DAN MANAJER
· Manajer adalah
setiap orang yang mempunyai tanggung jawab atas bawahan dan sumber daya-sumber
daya organisasi lainnya.
· Tingkatan
manajemen :
1.
Manajer
lini-pertama, tingkatan paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan
mengawasi tenaga-tenaga operasional.
2.
Manajer
menengah, tingkatan menengah yang membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan
para manajer lainnya dan kadang-kadang juga karyawan operasional.
3.
Manajer
puncak, tingkatan tertinggi yang bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen
organisasi.
· Fungsi utama
manajemen:
1.
Manajemen
administratif, lebih berurusan dengan penetapan tujuan dan kemudian
perencanaan, penyusunan kepegawaian, dan pengawasan kegiatan-kegiatan yang
terkoordinasi untuk mencapai tujuan.
2.
Manajemen
operatif, lebih mencakup kegiatan memotivasi, supervisi, dan komunikasi dengan
karyawan untuk mengarahkan mereka mencapai hasil-hasil secara efektif.
· Manajer
fungsional mempunyai tanggung jawab hanya atas satu kegiatan organisasi,
seperti produksi, pemasaran, keuangan, kepegawaian (personalia), atau akuntasi.
· Pada tingkatan
manajemen yang lebih tinggi, manajer umum mengatur, mengawasi dan bertanggung
jawab atas satuan kerja keseluruhan atau divisi operasi yang mencakup semua
atau beberapa kegiatan-kegiatan fungsional satuan kerja.
· Manajemen dapat
berarti pencapaian tujuan melalui pelaksanaan fungsi-fungsi tertentu.
MANAJER
DAN LINGKUNGAN EKSTERNAL ORGANISASI
·
Lingkungan
eksternal terdiri atas unsur-unsur di luar organisasi, yang sebagian besar tak
dapat dikendalikan dan berpengaruh dalam pembuatan keputusan oleh manajer.
Lingkungan eksternal mempunyai baik unsur-unsur yang berpengaruh langsung
(lingkungan ektern makro).
·
Komponen-komponen
lingkungan ekstern mikro:
1. Para pesaing
(competitors)
2. Langganan
(customers)
3. Pasar tenaga
kerja (labor supply)
4. Lembaga-lembaga
keuangan
5. Para penyedia
(supplier)
6. Perwakilan-perwakilan
pemerintah
·
Unsur-unsur
lingkungan ekstern makro:
1. Perkembangan
teknologi
2. Variabel-variabel
ekonomi
3. Lingkungan
sosial kebudayaan
4. Variabel-variabel
politik hukum
5. Dimensi
Internasional
·
Manajer
dan organisasinya memberikan tanggapan terhadap lingkungan ekstern baik melalui
usaha untuk mempengaruhi limgkungan ekstern mikro, dan peramalan serta
penyesuaian dengan kecenderungan lingkungan ekstern makro.
·
Ada
lima faktor yang mempengaruhi keputusan-keputusan pada masalah etika, yaitu:
1. Hukum
2. Peraturan-peraturan
pemerintah
3. Kode etik
industri dan perusahaan
4. Tekanan-tekanan
organisasi
5. Tegangan antara
standar perorangan dan kebutuhan organisasi
PROSES
PERENCANAAN
· Pengertian Perencanaan
1.
Usaha yg
dilakukan secara sadar dan terus menerus serta diorganisir utk memilih yg
terbaik dari berbagai alternatif yg ada bagi pencapaian tujuan tertentu. (M.
Suparto)
2.
Keseluruhan
proses pemikiran dan penentuan secara matang daripada hal-hal yg akan
dikerjakan di masa yg akan datang dlm rangka pencapaian tujuan yg telah
ditentukan. (Sondang P. Siagian, Filasafat Administrasi)
3.
Suatu proses yg
menetapkan terlebih dahulu kegiatan-kegiatan yg hrs dilaksanakan, prosedur dan
metode pelaksanaan utk mencapai tujuan organisasi atau bagian dari organisasi
selama periode waktu tertentu. (Komarudin, Ensiklopedia Manajemen)
4.
Penentuan
terlebih dahulu apa yg akan dikerjakan. (Newman)
5.
Penetuan
serangkaian tindakan utk mencapai suatu hasil yg diinginkan. (Louis A. Allen)
Kesimpulan: Perencanaan adalah suatu kegiatan dalam organisasi, dalam rangka usaha
mencapai suatu tujuan.
· Ciri-ciri Perencanaan
1.
Melihat jauh ke
depan (bersangkutan dengan masa depan, termasuk jangka waktunya)
2.
Adanya tujuan yg
ditetapkan sebelumnya dan program kerja
3.
Penentuan
cara-cara pencapaian dengan penetapan:
o Kebijaksanaan
o Strategi
o Peraturan
o Standar
o Organisasi
o Prosedur
4.
Adanya
perhitungan :
o Penggunaan sumber-sumber dana
o Penggunaan sumber-sumber daya
o Penggunaan waktu sesuai dengan ketupat (keadaan, waktu
dan tempat)
o Usaha-usaha untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi
· Rencana yang Baik
1.
Jelas dan dapat
dimengerti dan dapat menjawab pertanyaan 5 W + 1 H (what, wich/who, why, when,
where, dan how)
2.
Pragmatis, yaitu
disertai perhitungan-perhitungan yg konkrit
berdasarkan asumsi yg logis.
3.
Operasional,
dapat dilaksanakan dengan kemampuan yg ada, tdk berdasarkan kemauan
4.
Ambisius tetapi
tetap realistis
5.
Kontinuitas,
yaitu berlangsungnya melalui pentahapan waktu secara konsisten
6.
Fleksibel, dlm
arti sewaktu
waktu dpt sisesuaikan dengan sikon yg berubah dari
asumsi semula, tetapi tanpa mengurangi sasaran dan tujuan yg telah ditetapkan
7.
Ada skala
prioritas, mana yg lebih dahulu, diutamakan
· Manfaat Rencana
1.
Alat efisiensi
dan alat mengurangi biaya (a cost reducing tool)
2.
Alat pengarahan
kegiatan kpd pencapaian tujuan
3.
Alat membentuk
masa datang dengan mengusahakan supaya ketidakpastian dapat dibatasi seminimal
mungkin
4.
Alat untuk
memilih alternatif cara terbaik atau kombinasi alternatif cara yg terbaik
5.
Alat penentuan
skala prioritas dan pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan
6.
Alat
pengukur/standar utk pengawasan dan penilaian (control and evaluating)
· Proses Perencanaan
Menurut Sondang
P. Siagian, bisa dilihat dari 3 dimensi:
1.
Mengetahui
sifat-sifat dan ciri-ciri suatu rencana yg baik
2.
Memandang proses
perencanaan sebagai rangkaian perencanaan yg harus dijawab dengan memuaskan
3.
Memandang proses
perencanaan sebagai suatu masalah yg harus dipecahkan secara ilmiah.
· Proses Penyusunan
Perencanaan
1.
Merumuskan Misi
dan Tujuan.
Usaha sistematis formal untuk menggariskan wujud utama
dari perusahaan , sasaran – sasaran, kebijakan – kebijakan dan strategi untuk
mencapai sasaran-sasaran dan wujud utama perusahaan yang bersangkutan.
2.
Memahami Keadaan
Saat ini
Perencanaan menyangkut jangkauan masa depan dari
keputusan-keputusan yang dibuat sekarang, untuk mengenal sistematis peluang dan
ancaman dimasa mendatang. Dengan pilihan langkah-langkah yang tepat akan lebih
menguntungkan perusahaan. Meliputi jangka pendek dan sampai jangka panjang.
3.
Mempertimbangkan
faktor pendukung dan penghambat tercapainya tujuan
Segala kemudahan dan kemungkinan hambatan dalam usaha
mencapai tujuan perlu sedini mungkin diidentifikasi, agar persiapan dapat
dilakukan. Disatu pihak perusahaan dapat meraih kemudahan dan manfaat optimal
dengan kesempatan yang tersedia.
4.
Menyusun rencana
kegiatan untuk mencapai tujuan
Tujuan dapat dicapai dengan beberapa cara, diantaranya
adalah :
a.
Menyusun
berbagai alternatif kebijaksanaan dan tindakan-tindakan yang mungkin dapat
dipilih.
b.
Menilai dan
membandingkan untung rugi setiap alternatif kegiatan kebijakan.
c.
Memilih dan
menetapkan suatu alternatif yang paling cocok dan baik diantara
alternatif-alternatif lain.
· Faktor Perencanaan
Untuk menyusun
rencana yg baik diperlukan beberapa faktor sbb.:
1.
Disusun oleh
tenaga ahli, yg mengetahui teknik2 perencanaan
2.
Dibuat oleh org
yg mendalami organisasi, mengetahui tujuan yang hendak dicapai
3.
Didukung data
dan informasi, yaitu ide-ide yang relevan
· Strategic Planning
o Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk menentukan strategi
atau arahan, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya
(termasuk modal dan sumber daya manusia) untuk mencapai strategi ini. Berbagai
teknik analisis bisnis dapat digunakan dalam proses ini, termasuk analisis SWOT
(Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), PEST (Political,
Economic, Social, Technological), atau STEER (Socio-cultural,
Technological, Economic, Ecological, Regulatory).
o Perencanaan Strategis adalah sebuah alat manajemen
yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi
kondisi pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang
dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk mereka bekerja menuju 5
sampai 10 tahun ke depan ( Kerzner , 2001 )
o Perencanaan strategis adalah proses memutuskan
program-program yang akan dilaksanakan oleh organisasi dan perkiraan jumlah
sumber daya yang akan dialokasikan ke setiap program jangka panjang selama
beberapa tahun ke depan.
o Hasil dari proses perencanaan strategi berupa dokumen
yang dinamakan strategic plan yang berisi informasi tentang
program-program beberapa tahun yang akan datang.
·
Siapa yg Membuat Rencana
1.
Panitia
Perencana
2.
Bagian
Perencanaan
3.
Tenaga staf
· Tahap dasar perencanaan
1.
Menetapkan
tujuan atau serangkaian tujuan.
2.
Merumuskan
keadaan saat ini.
3.
Mengidentifikasi
segala kemudahan dan hambatan.
4.
Mengembangkan
rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan.
·
Kelemahan
perencanaan
1.
Pekerjaan
yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata.
2.
Perencanaan
cenderung menunda kegiatan.
3.
Perencanaan
mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi.
4.
Kadang-kadang
hasil yang paling baik didapatkan oleh penyelesaian situasi individual dan
penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut terjadi.
5.
Ada
rencana-rencana yang diikuti cara-cara tidak konsisten.
Kriteria
penilaian efektivitas rencana
1.
Kegunaan
2.
Ketepatan
dan obyektivitas
3.
Ruang
lingkup
4.
Efektivitas
biaya
5.
Akuntabilitas
6.
Ketepatan
waktu
PENETAPAN TUJUAN ORGANISASI
Misi
menggambarkan bidang-bidang produk, pasar dan teknologi yang ditekankan
perusahaan, di mana hal ini mencerminkan nilai-nilai dan berbagai prioritas dan
para pembuat keputusan strategik.
Tujuan
organisasi merupakan pernyataan tentang keadaan atau situasi yang tidak
terdapat sekarang tetapi dimaksudkan untuk dicapai di waktu yang akan datang
melalui kegiatan-kegiatan organisasi. Dua unsur penting tujuan :
1.
Hasil-hasil
akhir yang diinginkan di waktu mendatang dengan mana
2.
Usaha-usaha
atau kegiatan-kegiatan sekarang diarahkan
Fungsi tujuan
antara lain sebagai berikut :
1.
Pedoman
bagi kegiatan
2.
Sumber
legitimasi
3.
Standar
pelaksanaan
4.
Sumber
motivasi
5.
Dasar
rasional pengorganisasian
Tipe-tipe tujuan
:
1.
Tujuan
kemasyarakatan (societal goals)
2.
Tujuan
keluaran (output goals)
3.
Tujuan
sistem (system goals)
4.
Tujuan
produk (product goals)
5.
Tujuan
turunan (derived goals)
Unsur dasar yang
melatarbelakangi penetapan tujuan suatu organisasi:
1.
Bahwa
barang dan jasa yang diproduksi organisasi akan dapat memberikan berbagai
manfaat paling sedikit sama dengan harganya.
2.
Bahwa
barang dan jasa dapat memuaskan kebutuhan konsumen.
3.
Bahwa
teknologi yang digunakan dalam proses produksi akan menghasilkan barang dan
jasa dengan biaya dan kualitas bersaing.
4.
Bahwa
dengan kerja keras dan dukungan seluruh sumber dayanya, organisasi dapat
beroperasi dengan lebih baik dari sekedar menjaga kelangsungan hidup (survive),
yaitu untuk pertumbuhan (growth) dan dapat menghasilkan laba (profitable).
5.
Bahwa
pelayanan manajemen akan memberikan public image yang menguntungkan.
6.
Bahwa
perusahaan mempunyai konsep diri yang dapat dikomunikasikan dan ditularkan pada
karyawan dan pemegang saham organisasi.
Bidang-bidang
tujuan:
1.
Posisi
pasar
2.
Produktifitas
3.
Sumber
daya phisik dan keuangan
4.
Profitabilitas
5.
Inovasi
6.
Prestasi
dan pengembangan manajer
7.
Prestasi
dan sikap karyawan
8.
Tanggung
jawab sosial dan publik
Ketentuan-ketentuan
yang harus diperhatikan seorang manajer agar perumusan tujuan efektif:
1.
Proses
perencanaan tujuan hendaknya melibatkan individu-individu yang bertanggung
jawab terhadap pencapaian tujuan.
2.
Manajer
puncak sebagai perumus tujuan umum, hrndaknya bertanggung jawab untuk
menurunkan tujuan-tujuan pada tingkatan-tingkatan lebih rendah.
3.
Tujuan
harus realistik, diselarakan dengan lingkungan internal dan eksternal, baik
sekarang maupun di waktu yang akan datang.
4.
Tujuan
harus jelas, beralasan dan bersifat menantang para anggota organisasi.
5.
Tujuan-tujuan
umum hendaknya dinyatakan secara sederhana agar mudah dipahami dan diingat oleh
para pelaksana.
6.
Tujuan
bidang fungsional organisasi harus konsistrn dengan tujuan umum.
7.
Manajemen
harus selalu meninjau kembali tujuan yang telah ditetapkan, dan bila perlu
merubah dan memperbaikinya sesuai perkembangan lingkungan.
·
MBO
berkenaan dengan penetapan prosedur-prosedur formal, atau semi formal, yang
dimulai dengan penetapan tujuan dan dilanjutkan dengan serangkaian kegiatan
(langkah) sampai peninjauan kembali pelaksanaan kegiatan. Gagasan dasar MBO
adalah bahwa MBO merupakan proses partisipatif, secara aktif melibatkan manjer
dan para anggota pada tingkatan organisasi. Dengan pengembangan hubungan antara
fungsi perencanaan dan pengawasan, MBO membantu menghilangkan atau mengatasi
berbagai hambatan perencanaan.
·
Secara
umum esensi sistem MBO (Management by Objectivites) terletak pada penetapan
tujuan-tujuan umum oleh para manajer dan bawahan bekerja bersama, penentuan
bidang tanggung jawab utama setiap individu yang dirumuskan secara jelas dalam
bentuk hasil-hasil (sasaran-sasaran_ dapat diukur yang diharapkan, dan
penggunaan ukuran-ukuran tersebut berbagai pedoman pengoperasian satuan-satuan
kerja serta penilaian sumbangan masing-masing anggota.
·
Unsur-unsur
umum yang selalu ada dalam berbagai sistem MBO yang efektif:
1.
Komitmen
pada program
2.
Penetapan
tujuan manajemen puncka
3.
Tujuan-tujuan
perseorangan
4.
Partisipasi
5.
Otonomi
dalam implementasi rencana
6.
Peninjauan
kembali prestasi
·
Kebaikan-kebaikan
berbagai program MBO, adalah sebagai berikut:
1.
Memeungkinkan
para individu mengetahui apa yang diharapkan dari mereka.
2.
Membantu
dalam perencanaan dengan membuat para manajer menetapka tujuan dan sasaran.
3.
Memperbaiki
komunikasi antara manajer dan bawahan.
4.
Membuat
para individu lebih memusatkan perhatiannya pada tujuan organisasi.
5.
Membuat
proses evaluasi lebih dapat disamakan melalui pemusatan pada pencapaian tujuan
tertentu.
·
Kelemahan-kelemahan
khas untuk organisasi yang mempunyai progam-program MBO formal:
1.
Kategori
pertama adalah kelemahan-kelemahan yang melekat (inherent), mencakup konsumsi
waktu dan usaha yang cukup besar dalam proses belajar untuk menggunakan
teknik-teknik MBO, serta biasanya meningkatkan banyaknya kertas kerja.
2.
Kategori
kedua ini menyangkut beberapa masalah pokok yang harus dikendalikan agar
program MBO sukses :
a.
Gaya
dan dukungan manajemen
b.
Penyesuaian
dan perubahan
c.
Ketrampilan-ketrampilan
antar pribadi
d.
Deskripsi
jabatan
e.
Penetapan
dan pengkoordinasian tujuan
f.
Pengawasan
metode pencapaian tujuan
g.
Konflik
antara kreativitas dan MBO
·
Tahap
pokok yang diperlukan manajer tingkat atas yang terlibat dalam program antara
lain sebagai berikut:
1.
Mendidik
dan melatih manajer
2.
Merumuskan
tujuan secara jelas
3.
Menunjukkan
komitmen manajemen puncak secara kontinyu
4.
Membuat
umpan balik efektif
5.
Mendorong
partisipasi
PEMBUATAN
KEPUTUSAN
·
Pembuatan
keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajer. Kegiatan ini memainkan peranan
penting, terutama bila manajer melaksanakan fungsi perencanaan. Pembuatan
keputusan (decision making) menggambarkan proses melalui mana serangkaian
kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu.
·
Pembuatan
keputusan dapat difefinisikan sebagai penentuan serangkaian kegiatan untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Salah satu metoda pengklasifikasian keputusan
yang banyak digunakan adalah dengan menentukan apakah keputusan itu diprogram
atau tidak.
·
Keputusan-keputusan
juga dapat dibedakan menjadi 3, antara lain:
1.
Keputusan-keputusan
yang diprogram (progammed decisions) adalah keputusan yang dibuat menurut
kebiasaan, aturan atau prosedur. Keputusan-kepurusan ini rutin dan berulang dan
setiap anggota mempunyai kebijaksanaan-kebijaksanaan tertulis atau tidak
tertulis yang memudahkan pembuatan keputusan dalam situasi yang berulang dengan
membatasi dan menghilangkan alternatif-alternatif. Sebagai contoh, manajer
tidak perlu memikirkan penetapan gaji karyawan baru, karena organisasi pada
umumnya mempunyai skala gaji untuk semua posisi;manajer juga tidak perlu
memikirkan masalah-masalah harian yang akan dihadapi, karena prosedur-prosedur
untuk menangani masalah-masalah rutin telah tersedia.
2.
Keputusan-keputusan
yang tidak diprogram (non-progammed decisions) adalah keputusan yang berkenaan
dengan masalah-masalah khusus, khas atau tidak biasa. Bila suatu masalah yang
timbul tidak cukup diliput oleh kebijaksanaan atau sangat penting sehingga
perlu penanganan khusu, harus diselesaikan dengan suatu keputusan yang tidak
diprogram. Beberapa contoh masalah yang memerlukan keputusan-keputusan yang
tidak diprogram antara lain, cara pengalokasian sumber-sumber daya organisasi,
penanganan lini produk yang jatuh di pasaran, atau cara perbaikan hubungan
masyarakat.
3.
Keputusan-keputusan
dengan kepastian, risiko, dan ketidak pastian. Dalam kodisi kepastian
(certsinty), para manajer mengetahui apa yang akan terjadi di waktu yang akan
datang, karena tersedia informasi yang akurat, terpercaya dan dapat diukur
sebagai dasar keputusan. Dalam kondisi
risiko (risk) manajer mengaetahui besarmya probabilitas setiap kemungkinan
hasil, tetapi informasi lengkap tidak tersedia. Dalam kondisi ketidak-pastian
(uncertainty) manajer tidak mengetahui probabilitas bahkan mungkin tidak
mengetahui kemungkinan hasil-hasil.
·
Tahap-tahap
dalam pembuatan keputusan:
1.
Pemahaman
dan perumusan masalah
2.
Pengumpulan
dan analisa data yang relevan
3.
Pengembangan
alternatif-alternatif
4.
Evaluasi
alternatif-alternatif
5.
Pemilihan
alternatif terbaik
6.
Implementasi
keputusan
7.
Evaluasi
hasil-hasil keputusan
·
Pohon
keputusan (decision tree) adalah suatu peralatan yang menggambarkan secara
grafik berbagai kegiatan yang dapat diambil dan hubungan kegiatan-kegiatan ini
dengan berbagai peristiwa di waktu mendatang yadapat terjadi. Pohon keputusan
dapat menjadi lebih terperinci dan kompleks bila jumlah alternatif-alternatif yang
mungkin, peristiwa-peristiwa, dan payoffs meningkat. Pohon keputusan ini dapat
membantu para manajer mempertimbangkan keputusan-keputusan mereka dengan cara
dengan logik dan membuat mereka lebih memperhatikan perkiraan hasil-hasil dari
keputusan-keputusan mereka.
·
Kebaikan
pembuatan keputusan kelompok:
1.
Dalam
pengembangan tujuan, kelompok memberikan jumlah pengetahuan yang lebih besar.
2.
Dalam
pengembangan alternatif, usaha-usaha individual para anggota kelompok dapat
memungkinkan pencarian lebih luas dalam berbagai bidang fungsional organisasi.
3.
Dalam
penilaian alternatif, kelompok mempunyai kerangka pandangan yang lebih lebar.
4.
Dalam
pemilihan alternatif, kelompok lebih dapat menerima risiko dibanding pembuat
keputusan individual.
5.
Karena
berpaartisipasi dalam proses pembuat keputusan, para anggota kelompok secara
individual lebih termotivasi untuk melaksanakan keputusan.
6.
Kreativitas
yang lebih besar dihasilkan dan interaksi antar individu dengan berbagai
pandangan yang berbeda-beda.
·
Kelemahan
pembuatan keputusan kelompok:
1.
Implementasi
suatu keputusan, apakah dibuat oleh kelompok atau tidak, harus diselesaikan
oleh manajer secara individual. Karena kelompok tidak diberikan tanggung jawab,
keputusan-keputusan kelompok dapat menghasilkan situasi di mana tidak
seorangpun merasa bertanggung jawab dan saling melempar tanggung jawab.
2.
Berdasarkan
pertimbangan nilai dari waktu sebagai salah satu sumber daya organisasi,
keputusan kelompok sangat memakan biaya.
3.
Pembuatan
keputusan kelompok adalah tidak efisisen bila keputusan harus harus dibuat
dengan cepat.
4.
Keputusan
kelompok, dalam berbagai kasus, dapat merupakan hasil kompromi atau bukan
sepenuhnya keputusan kelompok.
5.
Bila
atasan terlibat, atau bila salah satu anggota mempunyai kepribadian dominan,
keputusan yang dibuat kelompok dalam kenyataannya bukan keputusan kelompok.
·
Karakteristik-karakteristik
pokok suatu situasi keputusan yang dikemukkan Vroom dan Yetton adalah sebagai
berikut:
1.
Adakah
persyaratan kualitas di mana suatu penyelesaian lebih rasional dibanding yang
lain?
2.
Apakah
manajer mempunyai informasi cukup untuk membuat keputusan berkualitas tinggi?
3.
Apakah
situasi keputusan terstruktur?
4.
Apakah
penerimaan keputusan oleh para bawahan manajer merupakan faktor kritis
implementasi efektif keputusan?
5.
Adakah
kepastian yang layak bahwa keputusan akan diterima para bawahan bila manajer
membuat keputusan sendiri?
6.
Apakah
para bawahan manajer menyebarkan tujuan organisasi untuk dicapai bila masalah
dipecahkan?
7.
Apakah
penyelesaian yang disukai akan menyebabkan konflik di antara para bawahan?
·
Berbagai
gaya yang paling umum dalam pembuatan keputusan manajemen:
a.
Manajer
membuat keputusan sendiri, dengan menggunakan informasi yang tersedia pada
waktu tertentu.
b.
Manajer
mendapatkan informasi yang diperlukan dari para bawahan dan kemudian menentukan
keputusan yang sesuai. Peranan yang dimainkan oleh orang lain adalah lebih
dalam hal penyediaan informasi yang diperlukan kepada manajer dibanding
perumusan atau penilaian alternatif.
c.
Manajer
membicarakan masalah dengan para bawahan secara individual dan mendapatkan
gagasan-gagasan dan saran-saran tanpa mengikut sertakan para bawahan sebagai
suatu kelompok. Kemudian manajer membuat keputusan yang dapat atau tidak
mencerminkan masalah-masalah atau perasaan para bawahan.
d.
Manajer
membicarakan situasi keputusan dengan para bawahan sebagai suatu kelompok dan
mengumpulkan gagasan-gagasan dan saran-saran mereka dalam suatu pertemuan
kelompok. Keputusan yang dihasilkan dapat atau tidak mencerminkan masukan atau
perasaan para bawahan.
e.
Manajer
membicarakan situasi keputusan dengan para bawahan sebagsai suatu kelompok dan
kelonmpok menyusun dan menilai alternatif-alternatif. Manajer tidak bermaksud
untuk mempengaruhi para bawahan dan berkeinginan untuk menerima serta
mengumplementasikan setiap keputusan hasil konsekuen.
·
Riset
operasi bermaksud untuk menggambarkan, memahami, dan memperkirakan atau meramal
perilaku berbagai sistem yang kompleks dari kehidupan manusia dan peralatan.
Tujuan riset operasi adalah untuk menyediakan informasi yang akurat sebagai
dasar pembuatan keputusan. Dalam hal ini, teknik-teknik ilmiah dan matematik
digunakan untuk membangun model-model yang meramal perubahan-perubahan dalam
lingkungan, memperkirakan hasil bermacam-macam kegiatan, dan mengevaluasi
hasil=-hasil tersebut.
·
Ciri-ciri
riset operasi:
1.
Terpusat
pada pembuatan keputusan
2.
Penggunaan
metoda ilmiah
3.
Penggunaan
model matematik
4.
Efektivitas
ekonomis
5.
Bergantung
pada komputer
6.
Pendekatan
tim
7.
Orientasi
sistem
·
Tahap-tahap
pendekatan riset operasi untuk pemecahan masalah:
1.
Diagnosa
masalah
2.
Perumusan
masalah
3.
Pembuatan
model
4.
Analisa
model
5.
Implementasi
penemuan
·
Model-model
pengelompokan yang digunakan dalam riset operasi:
a.
Model
normatif, menggambarkan apa yang seharusnya dilakukan. Ini digunakan untuk
menyajikan kepada manajer penyelesaian terbaik atau optimum.
b.
Model
deskriptif, menggambarkan segala sesuatu sebagaimana adanya. Ini memberikan
kepada manajer informasi yang mereka butuhkan untuk membuat
keputusan-keputusan, dan tidak menawarkan penyelesaian masalah tetapi saran apa
yang akan terjadi bila variabel-variabel masalah diubah.
·
Beberapa
model dan teknik riset operasi adalah
sebagai berikut :
a.
Programasi
linear, merupakan suatu peralatan riset operasi yang digunakan untuk memecahkan
masalah-masalah “optimisasi” atau masalah-masalah di mana ada satu jawaban
“paling baik” dari serangkaian alternatif.
b.
Teori
antrian (queuing theory) atau sering disebut model garis tunggu (waiting-line
model) dikembangkan untuk membantu para manajer memutuskan berapa panjang suatu
garis tunggu yang paling dapat diterima.
c.
Analisa
network, merupakan suatu peralatan manajerial yang dikembangkan untuk membantu
manajemen dalam perencanaan, pengawasan, dan penjadwalan (scheduling) proyek-proyek
yang relatif kompleks dan tidak rutin.
d.
Teori
permainan (game theory), merupakan suatu pendekatan matematik untuk pembuatan
model persaingan atau pertentangan antara pihak-pihak yang berkepentingan.
e.
Model
rantau Markov, rantai-rantai Markov (Markov chains) adalah suatu teknik
matematik yang berguna untuk pembuatan model berbagai macam sistem dan proses
bisnis.
f.
Programasi
dinamik (dynamic programming), adalah sekumpulan teknik programasi matematik
yang digunakan untuk pembuatan keputusan yang bertingkat-tingkat (multistage).
g.
Simulasi
(simulation), adalah kegiatan pelaksanaan percobaan-percobaan dengan suatu
model (bukan kehidupan nyata) dalam berbagai cara teratur dan direncanakan.
·
Masalah-masalah
dalam praktek manajerial di mana teknik-teknik operasi yang sering diterapkan
adalah sebagai berikut:
o
Masalah-masalah
persediaan
o
Masalah-masalah
alokasi
o
Masalah-masalah
antrian (garis-tunggu)
o
Masalah-masalah
perguruan
o
Masalah-masalah
routing (atau scheduling)
o
Masalah-masalah
penggantian
o
Masalah-masalah
persaingan
o
Masalah-masalah
pencarian
·
Tiga
kebaikan pokok dalam teknik-teknik riset operasi adalah sebagai berikut :
1.
Memungkinkan
untuk memerinci suatu masalah kompleks dan berskala besar menjadi bagian-bagian
lebih kecil.
2.
Dalam
penyusunan dan analisa model-model riset operasi, para peneliti harus
memperhatikan perincian dan mengikuti berbagai prosedur logik dan sistematik.
3.
Teknik-teknik
riset operasi sangat membantu dalam penilaian alternatif-alternatif.
·
Selain
memiliki kebaikan, teknik-teknik riset operasi juga mempunyai berbagai
keterbatasan yaitu:
1.
Proyek-proyek
riset operasi sering terlalu mahal bagi banyak organisasi atau banyak jenis
masalah.
2.
Riset
operasi tidak dapat diterapkan secara efektif dalam banyak situasi.
3.
Riset
operasi dapat dengan mudah menjadi teknik-teknik yang terpisah dari kenyataan.
·
Grayson
mengemukakan beberapa alasan mengapa banyak manajer tidak menggunakan
teknik-teknik riset operasi:
a.
Kekurangan
waktu
b.
Ketiadaan
data
c.
Penolakan
terhadap perubahan
d.
Waktu
tanggapan lama
e.
Penyederhanaan
yang berlebih-lebihan (oversimplification)
·
Wagner
telah mengemukakan bahwa program-program riset operasi akan paling berguna
dengan meliputi delapan unsur sebagai berikut:
1.
Dukungan
manajemen puncak
2.
Tanggung
jawab manajerial bagi program
3.
Partisipasi
manajer
4.
Penggunaan
kebijakan manajerial
5.
Pengumpulan
data secara tepat
6.
Aspek-aspek
teknik tidak dibiarkan mendominasi
7.
Persiapan
untuk kesulitan-kesulitan awal
8.
Penyimpanan
laporan secara akurat
PENGORGANISASIAN
DAN STRUKTUR ORGANISASI
·
Pengertian
pengorganisasian
1.
Cara
manajemen merancang truktur formal untuk penggunaan yang paling efektif sumber
daya-sumber daya keuangan, phisik, bahan baku, dan tenaga kerja organisasi.
2.
Bagaimana
organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya, di mana setiap pengelompokkan
diikuti dengan penugasan seorang manajer yang diberi wewenang untuk mengawasi
anggota-anggota kelompok.
3.
Hubungan-hubungan
antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas-tugas dan para karyawan.
4.
Cara
dalam mana para manajer membagi lebih lanjut tugas-tugas yang harus
dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelegasikan wewenang yang
diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.
·
Proses
pengorganisasian dapat ditunjukkan dengan tiga langkah prosedur berikut ini:
1.
Pemerincian
seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
2.
Pembagian
beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logik dapat
dilaksanakan oleh satu orang.
3.
Pengadaan
dan pengembangan suatu mekanisme untuk emngkoordinasikan pekerjaan para anggota
organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.
·
Aspek-aspek
penting organisasi dan proses pengorganisasian, yaitu:
1.
Pembagian
kerja
2.
Departementalisasi
(atau sering disebut dengan istilah departemensasi)
3.
Bagan
organisasi formal
4.
Rantau
perintah dan kesatuan perintah
5.
Tingkat-tingkat
hirarki manajemen
6.
Saluran
komunikasi
7.
Penggunaan
komite
8.
Rentang
manajemen dan kelompok-kelompok informal yang tak dapat dihindarkan
·
Struktur
organisasi (disain organisasi) dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme
formal dengan mana organisasi dikelola.
·
Adapun
faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah
sebagai berikut:
o
Strategi
organisasi untuk mencapai tujuannya.
o
Teknologi
yang digunakan
o
Anggota
(karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi
o
Ukuran
organisasi
·
Sedangkan
unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari:
1.
Spesialisasi
kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individual dan kelompok kerja
dalam organisasi dan penyatuan tugas-tugas tersebut menjadi satuan-satuan
kerja.
2.
Standarisasi
kegiatan, merupakan prosedur-prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin
terlaksananya kegiatan seperti yang direncanakan.
3.
Koordinasi
kegiatan, menunjukkan prosedur-prosedur yang mengintegrasikan fungsi-fungsi
satuan-satuan kerja dalam organisasi.
4.
Sentralisasi
dan desentralisasi pembuatan keputusan, yang menunjukkan lokasi (letak)
kekuasaan pembuatan keputusan.
5.
Ukuran
satuan kerja menunjukkan jumlah karyawan dalam suatu kelompok kerja.
·
Synergy
merupakan konsep dimana kelompok dua atau lebih orang yang bekerja bersama
secara kooperatif dan dikoordinasikan dapat mencapai hasil lebih daripada
dilakukan perseorangan. Tiang dasar pengorganisasian adalah prinsip pembagian
kerja (division of labor) yang memungkinkan synergy terjadi. Sebagai contoh,
pembagian kerja dalam team sepak bola: di mana ada manajer tim, kepala pelatih,
asiten pelatih, dokter tim, penjaga gawang, dan pemain lainnya.
·
Struktur
organisasi adalah terlalu kompleks untuk disajikan secara verbal. Manajer perlu
menggambarkan bagan organisasi untuk mrenunjukkan struktur organisasi. Bagan
organisasi memperlihatkan susunan fungsi-fungsi, departemen-departemen, atau
posisi-posisi organisasi dan menunjukkan bagaimana hubungan di antaranya.
·
Bagan
organisasi menggambarkan lima aspek utama struktur organisasi, yaitu:
1.
Pembagian
kerja
2.
Manajer
dan bawahan atau rantai perintah
3.
Tipe
pekerjaan yang dilaksanakan
4.
Pengelompokan
segmen-segmen pekerjaan
5.
Tingkatan
manajemen
·
Bentuk-bentuk
bagan organisai:
1.
Bentuk
piramid, bentuk ini yang paling banyak digunakan karena sederhana, jelas, dan
mudah dimengerti.
2.
Bentuk
vertikal, agak menyerupai bentuk piramid, yaitu dalam hal pelimpahan kekuasaan
dari atas ke bawah, hanya bagan vertikal berwujud tegak sepenuhnya.
3.
Bentuk
horizontal, bagan ini digambarkan secara mendatar.
4.
Bentuk
lingkaran, bagan ini menekankan pada hubungan antara satu jabatan dengan
jabatan lain.
·
Departementalisasi
atau departementasi adalah proses penentuan cara bagaimana kegiatan-kegiatan
dikelompokkan.
Beberapa
bentuk departementasi yang akan dibicarakan adalah atas dasar:
1.
Fungsi
2.
Produk
atau jasa
3.
Wilayah
4.
Langganan
5.
Proses
atau peralatan
6.
Waktu
7.
Pelayanan
8. Alpha-numerical
9. Proyek dan
matriks
·
Macam-macam
departementasi:
1. Departementasi
fungsional, mengelompokkan fungsi-fungsi yang sama atau kegiatan-kegiatan
sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi.
Kebaikan pendekatan fungsional:
a. Menjaga
kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama
b. Menciptakan efisiensi
melalui spesialisasi
c. Memusatkan
keahlian organisasi
d. Memungkinkan
pengawasan manajemn puncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi
Kelemahan
struktur fungsional:
a. Dapat
menciptakan konflik antar fumgsi-fungsi
b. Menyebabkan
kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan
c. Memberikan
tanggapan lebih lambat terhadap perubahan
d. Hanya memusatkan
pada kepentingan tugas-tugasnya
e. Menyebabkan para
anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif
2. Departementasi
divisional, dibagi menjadi 4 yaitu:
Ø Struktur
organisasi divisional atas dasar produk
Ø Struktur
organisasi divisional atas dasar wilayah
Ø Struktur
organisasi divisional atas dasar langganan
Ø Struktur
organisasi divisional atas dasar proses atau peralatan
Kebaikan
struktur divisional:
a. Meletakkan
koordinasi dan wewenang yang diperlukan pada tingkat yang sesuai bagi pemberian
tanggapan yang cepat.
b. Menempatkan
pengembangan dan implementasi strategi dekat dengan lingkungan divisi yang
khas.
c. Merumuskan
tanggung jawab secara jelas dan memusatkan perhatian pada pertanggungjawaban
atas prestasi, kerja, yang biasanya diukur dengan laba atau rugi divisi.
d. Membebaskan para
kepala eksekutif untuk pembuatan keputusan strategik lebih luas dan
memungkinkan konsentrasi penuh pada tugas-tugas.
e. Cocok untuk
lingkungan yang cepat berubah.
f. Mempertahankan
spesialisasi fungsional dalam setiap divisi.
g. Tempat latihan
yang baik bagi para manajer strategik.
Kelemahan
struktur divisional:
a. Menyebabkan
berkembangnya persaingan’’dysfunctional’’ potensial antar sumber daya-sumber
daya perusahaan dan konflik antara tugas-tugas dan prioritas-prioritas.
b. Masalah seberapa
besar delegasi wewenang yang diberikan kepada manajer-manajer divisi.
c. Masalah
kebijaksanaan dalam alokasi sumber daya dan distribusi biaya-biaya overhead
perusahaan.
d. Dapat
menimbulkan tidak konsistennya kebijaksanaan antara divisi-divisi.
e. Masalah
duplikasi sumber daya dan peralatan yang tidak perlu.
·
Struktur
organisasi proyek. Depertementalisasi proyek menyangkut pemberitahuan tim-tim,
spesialis, yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan khusus. Seorang manajer
proyek mempunyai wewenang lini memimpin para anggota tim selama jangka waktu
proyek. Bila proyek telah diselesaikan, tim dibubarkan, dan para anggota tim
kembali ke departemen-departemen fungsional asalnya, sampai ada proyek baru.
·
Struktur
organisasi matriks. Depertementalisasi matriks adalah sama dengan
depertementalisasi proyek dengan satu perbedaan pokok. Dalam struktur matriks,
para karyawan memiliki dua atasan sehingga mereka berada di bawah wewenang.
·
David
dan Lawrence menguraikan empat tahap perkembangan matriks:
1. Piramid
tradisional, dimana perintah dipersatukan pada tingkat atas
2. Hamparan
sementara (temporary overlay), di mana tim-tim proyek diciptakan hanya untuk
kebutuhan-kebutuhan khusus dan mendesak
3. Hamparan tetap
(permanen overlay), di mana tim-tim proyek dilanjutkan untuk maksud-maksud yang
terus menerus
4. Matriks dewasa
(mature matrix), dimana kedua dimensi struktur telah tetap dan seimbang dengan
kekuasaan yang seimbang (sama) dipegang baik oleh manajer fungsional ataupun
manajer proyek.
·
Kebaikan
organisasi matriks adalah sebagai berikut:
1. Memaksimumkan
efisiensi penggunaan manajer-manajer fungsional.
2. Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan
karyawan dan merupakan tempat latihan yang baik bagi manajer-manajer strategik.
3. Melibatkan,
memotivasi, dan menantang karyawan serta memperluas pandangan manajemen
menengah terhadap masalah-masalah strategik perusahaan.
4. Memberikan
fleksibilitas kepada organisasi dan membantu perkembangan kreativitas serta
melipat gandakan sumber-sumber yang beraneka ragam.
5. Menstimulasi
kerja sama natra disiplin dan mempermudah kegiatan perusahaan yang
bermacam-macam dengan orientasi proyek.
6. Membebaskan
manajemen puncak untuk perencanaan.
·
Kelemahan
organisasi matriks antara lain:
1. Pertanggung
jawaban ganda dapat menciptakan kebingungan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan
yang kontradiktif.
2. Sangat
memerlukan koordinasi horizontal dan vertikal.
3. Memerlukan lebih
banyak ketrampilan-ketrampilan antar pribadi.
4. Mendorong
pertentangan kekuasaan dan lebih mengarah perdebatan daripada kegiatan.
5. Mengandung
risiko timbulnya perasaan anarki.
6. Sangat mahal
untuk diimplementasikan.
·
Organisasi
mempunyai tiga tipe utama kelompok-kelompok kerja formal yaitu:
Ø Kesatuan tugas
khusus (task forces) atau tim proyek dibentuk untuk menangani suatu masalah
atau tugas khusus.
Ø Panitia tetap
(standing commitees), panitia tetap atau dikenal sebagai panitia struktural
adalah bagian tetap dari struktur suatu organisasi yang dibentuk guna menangani
tugas yang terus menerus ada dalam organisasi.
Ø Panitia Ad hoc,
mempunyai fungsi yang serupa dengan panitia tetap, hanya tidak bersifat tetap.
·
Tujuan
dibentuknya tujuan manajemen terutama adalah untuk mengkoordinasikan dan
mempertukarkan informasi, memberi saran manajemen puncak, atau bahkan membuat
keputusan-keputusan sendiri.
·
Kegunaan
yang ditimbulkan panitia adalah:
1. Keputusan-keputusan
dengan kualitas lebih baik.
2. Meningkatkan
penerimaan.
3. Memperbaiki
koordinasi.
4. Tempat latihan
bagi manajer.
5. Penyebaran
kekuasaan.
6. Menghindarkan
konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan.
·
Adapun
kerugian-kerugian yang dapat ditimbulkan panitia adalah:
1. Pemborosan waktu
dan uang.
2. Dominasi
individu.
3. Adanya
persetujuan dan kompromi terlebih dahulu.
4. Kurangnya
tanggung jawab.
·
Argyris
mengemukakan empat bidang utama di mana organisasi formal dan informal berbeda:
1. Hubungan-hubungan
antar pribadi. Dalam organisasi formal hubungan-hubungan di antara orang-orang
digambarkan jelas, sedangkan dalam hubungan-hubungan informal sangat tergantung
pada kebutuhan-kebutuhan mereka.
2. Kepemimpinan.
Para pemimpin dirancang dan ditentukan dalam formal serta muncul dan dipilih
dalam informal.
3. Pengendalian
perilaku. Organisasi formal mengendalikan perilaku karyawan melalui penghargaan
dan hukuman, sedangkan kelompok-kelompok informal mengendalikan pada anggota
dengan pemenuhan kebutuhan.
4. Ketergantungan.
Karena kapasitas pemimpin formal terletak pada penghargaan dan hukuman,
bawahan-bawahan lebih tergantung daripada para anggota suatu kelompok informal.
·
Fungsi-fungsi
yang dilaksankan kelompok-kelompok informal:
1)
Menetapkan,
memperkuat, dan merumuskan norma-norma dan nilai-nilai sosial budaya penting
para anggota kelompok
2)
Memberikan
dukungan terhadap tujuan organisasi dan bantuan terhadap pelaksanaan tugas
manajer
3)
Menstimulasi
komunikasi efektif dan dinamik sebagai alat komunikasi tambahan
4)
Memberikan
kepuasan dan status sosial kepada para anggota yang tidak dapat diberikan oleh
organisasi formal
·
Masalah-masalah
yang diciptakan oleh kelompok-kelompok informal adalah bahawa kelompok-kelompok
informal menciptakan konflik, mendorong penolakan terhadap perubahan,
menghidupkan dan menyebarkan desas-desus, dan mengembangkan keseragaman di
antara para anggota, termasuk pembatasan pelaksanaan kegiatan.
·
Sikap
manajemen terhadap organisasi informal. Sikap yang paling baik adalah memahami,
mencari persesuaian, dan melakukan kerjasama yang saling menguntungkan dengan
kelompok-kelompok informal. Manajemen organisasi formal lebih memusatkan
perhatian untuk pencapaian tujuan organisasi, dan organisasi informal
memberikan kepaduan, kerjasama, dan kepuasan sosial bagi para anggota
organisasi.
KOORDINASI DAN
RENTANG MANAJEMEN
·
Koordinasi
(coordination) adalah proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan
kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah suatu organisasi untuk
mencapai tujuan organisasi secara efisien.
·
Menurut
James D. Thompson ada tiga saling ketergantungan di antara satuan-satuan
organisasi, yaitu:
1.
Saling
ketergantungan yang menyatu (pooled interdependence)
2.
Saling
ketergantungan yang berurutan (sequential interdependence)
3.
Saling
ketergantungan timbal balik (reciprocal interdependence)
·
Paul
R. Lawrence dan Jay W. Lorch telah mengemukakan empat tipe perbedaan dalam
sikap dan cara kerja di antara bermacam-macam individu dan
departemen-departemen dalam organisasi yang mempersulit tugas pengkoordinasian
bagian-bagian organisasi secara efektif, yaitu:
1.
Perbedaan
dalam orientasi terhadap tujuan tertentu
2.
Perbedaan
dalam orientasi waktu
3.
Perbedaan
dalam orientasi antar pribadi
4.
Perbedaan
dalam formalitas struktur
·
Ada
tiga pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang efektif, yaitu:
1.
Pertama,
hanya mempergunakan teknik-teknik manajemen dasar : hirarki manajerial, rencana
dan tujuan sebagai pengarah umum kegiatan-kegiatan serta aturan-aturan dan
prosedur-prosedur.
2.
Pendekatan
kedua menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan organisasi menjadi lebih
saling tergantung lebih luas dalam ukuran dan fungsi.
3.
Pendekatan
ketiga, ei samping peningkatan koordinasi potensial, mengurangi kebutuhan akan
koordinasi.
·
Mekanisme-mekanisme
dasar untuk pencapaian koordinasi adalah komponen-komponen vital manajemen
adalah sebagai berikut:
1. Hirarki
manajerial
2. Aturan dan
prosedur
3. Rencana dan
penetapan tujuan
·
Koordinasi
potensial dapat ditingkatkan dengan dua cara, yaitu:
1.
Sistem
informsi vertikal. Sistem informasi vertikal adalah peralatan mealui mana data
disalurkan melalui tingkatan-tingkatan organsisasi.
2.
Hubungan-hubungan
lateral (horizontal). Ada beberapa hubungan lateral yang dapat diperinci
sebagai berikut:
a. Kontak langsung
b. Peranan
penghubung
c. Panitia dan
satuan tugas
d. Pengintegrasian
peranan-peranan
e. Peranan
penghubbung manajerial
f. Organisasi
matriks
·
Ada
dua metoda pengurangan kebutuhan koordinasi, yaitu:
1.
Penciptaan
sunber daya-sumber daya tambahan
2.
Penciptaan
tugas-tugas yang dapat berdiri sendiri
·
Rentang
manajemen dapat berarti jumlah bawahan yang secara langsung memberikan laporan
kepada seorang manajer tertentu. Rentang manajemen sering disebut dengan
istilah-istilah span of control, span of authority, span of attention atau span
of supervision.
·
Faktor-faktor
yang mempengaruhi rentang manajemen:
1. Kesamaan
fungsi-fungsi
2. Kedekatan
geografis
3. Tingkat
pengawasan langsung yang dibutuhkan
4. Tingkat
koordinasi pengawasan yang dibutuhkan
5. Perencanaan yang
dibutuhkan manajer
6. Bantuan
organisasional yang tersedia bagi pengawas
WEWENANG,
DELEGASI, DAN DESENTRALISASI
·
Wewenang
(authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. Ada dua
pandangan yang saling berlawanan mengenai sumber wewenang, yaitu teori formal
dan teori penerimaan. Pandangan wewenang formal menyebutkan bahwa wewenang
adalah dianugerahkan; wewenang ada karena seseorang diberi atau dilimpahi atau
diwarisi hal tersebut. Sedangkan pandangan teori penerimaan berpendapat bahwa
wewenang seseorang timbul hanaya bila hal itu diterima oleh kelompok atau
individu kepada siapa wewenang tersebut dijalankan.
·
Kekuasaan
adalah kemampuan untuk melakukan hak tersebut. Kekuasaan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi individu, kelompok, keputusan atau kejadian. Ada enam sumber
kekuasaan yaitu:
1.
Kekuasaan
balas jasa (reward power)
2.
Kekuasaan
paksaan (coercive power)
3.
Kekuasaan
sah (legitimate power)
4.
Kekuasaan
pengendalian informasi (control information of power)
5.
Kekuasaan
panutan (referent power)
6.
Kekuasaan
ahli (expert power)
·
Batasan-batasan
internal dan eksternal untuk wewenang dan kekuasaan:
Internal
|
eksternal
|
Anggaran dasar
dan anggaran rumah tangga organisasi
|
Undang-undang
dan peraturan-peraturan pemerintah
|
Anggaran
(budget)
|
Perjanjian
kerja kolektif
|
Kebijaksanaan,
peraturan, dan prosedur
|
Perjanjian
dengan dealer, supplier, dan pelanggan
|
Deskipsi
jabatan
|
|
·
Tanggung
jawab (responbility) adalah kewajiban untuk melakukan sesuatu yang timbul bila
seorang bawahan menerima wewenang manajer untuk mendelegasikan tugas atau
fungsi tertentu. Istilah lain yang digunakan adalah akuntabilitas
(accountability)yang berkenaan dengan kenyataan bahwa bawahan akan selalu
diminta pertanggungjawabannya atas pemenuhan tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya.
·
Wewenang
lini adalah wewenang dimana atasan melakukannya atas bawahannya langsung.
Sedangkan wewenang staf adalah hak yang dipunyai oleh satuan-satuan staf atau para spesialis untuk menyarankan,
memberi rekomendasi, atau konsultasi kepada personalia lini. Wewenang staf
fungsional adalah hubungan terkuat yang dapat dimiliki staf dengan
satuan-satuan lini.
·
Beberapa
faktor yang dapat menimbulkan berbagai konflik di antara departemen dan
orang-orang lini dan staf meliputi:
1. Perbedaan umur
dan pendidikan
2. Perbedaan tugas
3. Perbedaan sikap
4. Perbedaan posisi
·
Delegasi
wewenang adalah proses dimana para manajer mengalokasikan wewenang ke bawah
kepada orang-orang yang melapor kepadanya. Empat kegiatan ketika delegasi
dilakukan:
1. Pendelegasi
menetapkan dan memberikan tujuan dan tugas kepada bawahan.
2. Pendelegasi
melimpahkan wewenang yang dperlukan untuk mencapai tujuan atau tugas.
3. Penerimaan
delegasi, baik implisit maupun eksplisit, menimbulkan kewajiban atau
tanggung jawab.
4. Pendelegasi
menerima pertanggungjawaban bawahan untuk hasil-hasil yang dicapai.
·
Prinsip-prinsip
klasik yang dapat dijadikan dasar untuk delegasi yang efektif:
1.
Prinsip
skalar
2.
Prinsip
kesatuan perintah
3.
Tanggung
jawab, wewenang, dan akuntabilitas.
·
Alasan-alasan
manajer gagal mendelegasikan:
1.
Manajer
merasa lebih bila mereka tetap mempertahankan hak pembuatan keputusan.
2.
Manajer
tidak bersedia menghadapi risiko bahwa bawahan akan melaksanakan wewenangnya
dengan salah atau gagal.
3.
Manajer
tidak atau kurang mempunyai kepercayaan akan kemampuan bawahannya.
4.
Manajer
merasa bahwa bawahan lebih senang tidak mempunyai hak pembuatan keputusan yang
luas.
5.
Manajer
takut bahwa bawahan akan melaksanakan tugasnya dengan efektif.
6.
Atau
manajer tidak mempunyai kemampuan manajerial untuk mendelegasikan tugasnya.
·
Alasan
bawahan tidak menerima delegasi:
1.
Delegasi
berarti bawahan menerima tambahan tanggung
jawab dan akuntabilitas.
2.
Selalu
ada perasaan bahwa bawahan akan melaksanakan wewenang barunya dengan salah dan
menerima kritik.
3.
Banyak
bawahan kurang mempunyai kepercayaan diri dan merasa tertekan bila dilimpahi
wewenang pembuatan keputusan yang lebih besar.
·
Louis
Allen telah mengemukakan beberapa teknik khusus untuk membantu manajer
melakukan delegasi dengan efektif:
1.
Tetapkan
tujuan
2.
Tegaskan
tanggung jawab dan wewenang
3.
Berikan
motivasi kepada bawahan
4.
Meminta
penyelesaian kerja
5.
Berikan
latihan
6.
Adakan
pengawasan yang memadai
·
Sentralisasi
adalah pemusatan kekuasaan dan wewenang pada tingkatan atas suatu organisasi.
Desentralisasi adalah penyebaran atau pelimpahan secara meluas kekuasaan dan pembuatan
keputusan ke tingkatan-tingkatan organisasi yang lebih rendah.
Keuntungan-keuntungan desentralisasi adalah sama dengan keuntungan-keuntungan
delegasi, yaitu mengurangi beban manajer puncak, memperbaiki pembuatan
keputusan, meningkatkan latihan, moral dan inisiatif manajemen bawah, dan
membuat lebih fleksibel dan lebih cepat dalam pembuatan keputusan.
·
Faktor-faktor
yang mempengaruhi derajat desentralisasi adalah sebagai berikut:
1. Filsafat
manajemen
2. Ukuran dan
tingkat pertumbuhan organisasi
3. Strategi dan
lingkungan organisasi
4. Penyebaran
geografis organisasi
5. Tersedianya
peralatan pengawasan yang efektif
6. Kualitas manajer
7. Keanekaragaman
produk dan jasa
8. Karakteristik-karakteristik
organisasi lainnya
PENYUSUNAN
PERSONALIA ORGANISASI
·
Penyusunan
personalia adalah fungsi manajemen yang berkenaan dengan penarikan, penempatan,
pemberian latihan, dan pengembangan anggota-anggota organisasi.
·
Proses
penyusunan personalia (staffing process) dapat dipandang sebagai serangkaian
kegiatan yang dilaksanakan terus menerus untuk menjaga pemenuhan kebutuhan
personalia organisasi dengan orang-orang yang tepat dalam posisi-posisi tepat
dan pada waktu yang tepat.
·
Langkah-langkah
proses penyusunan personalia:
1. Perencanaan
sumber daya manusia
2. Penarikan
personalia yang dibutuhkan
3. Seleksi
4. Pengenalan dan
orientasi
5. Latihan dan
pengembangan
6. Penilaian
pelaksanaan kerja
7. Pemberian balas
jasa dan penghargaan
8. Perencanaan dan
pengembangan karier
·
Ada
tiga bagian perencanaan personalia:
1)
Penentuan
jabatan-jabatan yang harus diisi, kemampuan yang dibutuhkan karyawan untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut, dan berapa jumlah karyawan yang dibutuhkan
2)
Pemahaman
pasar tenaga kerja di mana karyawan potensial ada
3)
Pertimbangan
kondisi permintaan dan penawaran karyawan
·
Penentuan
kebutuhan jabatan dapat dilakukan dengan cara:
1.
Penentuan
spesifikasi jabatan
2.
Penentuan
tujuan dan rencana
3.
Penentuan
kebutuhan personalia keseluruhan
4.
Penentuan
jumlah personalia sekarang
5.
Penentuan
kebutuhan personalia bersih
6.
Penetapan
program kegiatan
·
Ada
tiga sumber internal dalam pengembangan penawaran personalia:
1.
Penataran
(upgrading), di mana para karyawan yang memegang posisi sekarang dididik,
dilatih atau dikembangkan untuk melaksanakan pekerjaan lebih baik sesuai
permintaan keadaan tertentu
2.
Pemindahan
(transferring) karyawan dari posisi yang kurang disenangi dalam organisasi ke
posisi lain yang lebih memuaskan kebutuhannya
3.
Pengangkatan
(promoting) karyawan dari tingkat jabatan lebih rendah ke tingkat jabatan yang
lebih tinggi
·
Penarikan
(recruitment) berkenaan dengan pencarian dan penarikan sejumlah karyawan
potensial yang akan diseleksi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi.
Metoda-metoda penarikan personalia yang biasa digunakan meliputi: pengiklanan,
leasing (penggunaan tenaga honorer), rekomendasi dari karyawan yang sedang
bekerja (employee referrals), penarikan lewat lembaga-lembaga pendidikan,
kantor penempatan tenaga kerja, serikat buruh dan penggunaan komputer.
·
Seleksi
adalah pemilihan seseorang tertentu dari sekelompok karyawan-karyawan potensial
untuk melaksanakan suatu jabatan tertentu.
·
Prosedur
seleksi. Berbagai prosedur seleksi untuk membandingkan pelamar spesifikasi
jabatan tersedia. Langkah-langkah dalam prosedur seleksi yang biasa digunakan
adalah:
1.
Wawancara
pendahuluan
2.
Pengumpulan
data-data pribadi (biografis)
3.
Pengujian
(testing)
4.
Wawancara
yang lebih mendalam
5.
Pemeriksaan
referensi-referensi prestasi
6.
Pemeriksaan
kesehatan
7.
Keputusan
pribadi
8.
Orientasi
jabatan
·
Faktor-faktor
yang cenderung mempengaruhi prestasi karyawan:
1.
Latar
belakang pribadi
2.
Bakat
dan minat (aptitude and interest)
3.
Sikap
dan kebutuhan (attitudes and needs)
4.
Kemampuan-kemampuan
analitis dan manipulatif
5.
Ketrampilan
dan kemampuan teknik
6.
Kesehatan,
tenaga, dan stamina
·
Metoda-metoda
latihan dan pengembangan:
1.
Metoda-metoda
‘’on the job’’. Metode ‘’on the job’’ yang biasa digunakan adalah :
a)
Coaching,
di mana atasan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada bawahan dalam pelaksanaan
pekerjaan rutin mereka.
b)
Planned
progession atau pemindahan dalam saluran-saluran yang ditentukan melalui
tingkatan-tingkatan organisasi yang berbeda.
c)
Rotasi
jabatan atau pemindahan karyawan melalui jabatan-jabatan yang bermacam-macam
dan berbeda-beda.
d) Penugasan
sementara, di mana bawahan ditempatkan pada posisi manajemen tertentu untuk
jangka waktu yang ditetapkan.
e)
Sistem-sistem
penilaian prestasi formal.
2.
Metoda-metoda
‘’off the job’’. Pengembangan ‘’off the job’’ dilakukan dengan”
a)
Program-program
pengembangan eksekutifdi universitas-universitas atau lembaga-lembaga
pendidikan lainnya, di mana para manajer berpartisipasi dalam program-program
yang dibuka untuk umum melalui penggunaan analisa kasus, simulasi dan
metoda-metoda pengajaran lainnya.
b)
Latihan
laboratorium, di mana seseorang belajar menjadi lebih sensitif (peka) terhadap
orang lain dan lingkungan.
c)
Pengembangan
organisasi, yang menekankan perubahan pertumbuhan, dan pengembangan keseluruhan
organisasi.
·
Kompensasi
adalah pemberian kepada karyawan dengan pembayaran finansial sebgai balas jasa
untuk pekerjaan yang dilaksanakan dan sebgai motivator untuk pelaksanaan
kegiatan di waktu yang akan datang. Kompensasi sangat penting bagi karyawan
sebgai individual karena upah merupakan suatu ukuran nilai atau karya mereka di
antara para karyawan itu sendiri, keluaraga dan masyarakat. Kompensasi juga
penting bagi organisasi, karena jumlah pembayaran kepada karyawan dalam bentuk
pengupahan dan balas jasa lainnya merupakan komponen-komponen biaya yang paling
besar dan penting.
·
Kebijaksanaan-kebijaksanaan
dan praktek-praktek manajemen ditentukan oleh interaksi dari tiga faktor,
yaitu:
1. Kesediaan
membayar
2. Kemampuan
membayar
3. Persyaratan-persyaratan
pembayaran
MOTIVASI
·
Motivasi
merupakan kegiatan yang mengakibatkan,
menyalurkan, dan memelihara perilaku manusia. Motivasi dapat diartikan sebagai
keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
·
Pola
umum pendekatan pendekatan manajerial terhadap motivasi
Model
tradisional
|
Model hubungan
manusiawi
|
Model sumber
daya manusia
|
||||
Anggapan
(asumsi)
|
||||||
1.
Bekerja pada dasarnya tidak disenangi banyak orang.
|
1.
Orang ingin merasa berguna dan penting.
|
1.
Bekerja pada dasarnya bukan tidak menyenangkan.
Orang ingin menyumbang pada tujuan yang bermanfaat.
|
||||
2.
Apa yang mereka kerjakan adalah kurang penting
dibanding apa yang mereka peroleh dari kegiatan tersebut.
|
2. Orang ingin
memiliki dan diakui sebagai individu.
|
2.
Sebagian besar orang dapat mengerjakan lebih
kreatif, disiplin diri dan pengendalian, diri dibanding dengan permintaan
jabatan sekarang.
|
||||
3.
Jarang yang ingin atau dapat menangani pekerjaan
yang memerlukan kreatifitas, disiplin diri, atau pengendalian diri.
|
3. Kebutuhan
tersebut lebih penting dari uang dalam memotivasi orang untuk bekerja.
|
|
||||
Kebijaksanaan
|
||||||
1.
Manajer harus mengawasi dan mengendalikan bawahan.
|
1.
Manajer harus membuat setiap karyawan merasa
berguna dan penting.
|
1.
Manajer harus memanfaatkan potensi sumber daya
manusia.
|
||||
2.
Dia harus memerinci tugas-tugas menjadi sederhana,
bersifat pengulangan dan operasi mudah dipelajari.
|
2.
Dia harus senantiasa memberi informasi pada
bawahan dan mendengar keberatan-keberatan atas rencana-rencananya.
|
2.
Dia harus menciptakan lingkungan di mana seluruh
anggota dapat menyumbangkan kemampuan mereka.
|
||||
3.
Dia harus menetapkan prosedur dan rutinisasi
pekerjaan secara terperinci, serta menjalankannya dengan adil tetapi ketat.
|
3.
Manajer harus memperbolehkan bawahan untuk
melakukan disiplin diri dan pengendalian diri atas kegiatan-kegiatan rutin.
|
3.
Dia harus mendorong partisipasi penuh, peningkatan
disiplin diri dan pengendalian diri.
|
||||
Harapan
|
||||||
1.
Orang bersedia bekerja bila balas jasanya memadai
dan atasannya adil
|
1.
Pembagian informasi kepada bawahan dan
keterlibatan keputusan-keputusan rutin akan memuaskan kebutuhan untuk
memiliki dan merasa penting.
|
1.
Perluasan pengaruh, disipli diri dan pengendalian
diri akan mengarahkan pencapaian peningkatan efisiensi operasi.
|
||||
2.
Bila tugas-tugas cukup sederhana dan orang-orang dikendalikan
dengan ketat, mereka akan berproduksi memenuhi standar.
|
2.
Pemuasan kebutuhan tersebut akan meningkatkan
semangat kerja dan mengurangi penolakan terhadap wewenang formal, sehingga
bawahan akan bersedia bekerja sama.
|
2.
Kepuasan kerja akan meningkat sejalan dengan
pemanfaatan sumber daya mereka secara penuh.
|
||||
·
Teori-teori
motivasi:
1.
Teori-teori
petunjuk (prescriptive theories) mengemukakan bahwa bagaimana memotivasi para
karyawan.
2.
Teori-teori
isi (content theories), kadang-kadang diseut teori kebutuhan (need theories),
adalah berkenaan dengan pertanyaan apa penyebab-penyebb perilaku atau
memusatkan pada pertanyaan “apa” dari motivasi.
3.
Teori-teori
proses (process theories) berkenaan dengan bagaimana perilaku dimulai dan
dilaksanakan atau menjelaskan aspek “bagaimana” dari motivasi.
KOMUNIKASI DALAM
ORGANISASI
·
Komunikasi
adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari
seseorang ke orang lain. Komunikasi, sebagai suatu proses dengan mana
orang-orang bermaksud memberikan pengertian-pengertian melalui pengiringan
berita secara simbolis, dapat menghubungkan para anggota berbagai satuan
organisasi yang berbeda dan bidang yang berbeda pula, sehingga sering disebut
rantai pertukaran informasi. Konsep ini mempunyai unsur-unsur:
1)
Suatu
kegiatan untuk membuat seseorang mengerti
2)
Suartu
sarana pengaliran informasi
3)
Suatu
sistem bagi terjalinnya komunikasi di antara individu-individu
·
Model
proses komunikasi yang paling sederhana adalah sebagai berikut:
Pengirim Berita Penerima
|
Model ini menunjukkan tiga unsur esensi komunikasi.
Bila salah satu unsur hilang, komunikasi tidak dapat berlangsung. Sebagai
contoh, seseorang dapat mengirimkan berita, tetapi bila tidak ada yang menerima
atau mendengar, komunikasi tidak terjadi.
·
Proses
komunikasi yang lebih terperinci, dengan unsur-unsur:
v Sumber (source).
Sumber atau pengirim berita memainkan langkah pertama dalam proses komunikasi.
Dalam organisasi, sumber merupakan pihak yang mempunyai kebutuhan dan keinginan
untuk mengkomunikasikan sesuatu gagasan, pemikiran dan informasi kepada pihak
lain.
v Pengubahan
berita ke dalam sandi/kode (encoding). Langkah kedua ini encoding the message
mengubah berita ke dalam berbagai bentuk simbol-simbol verbal atau nonverbal
yang mampu memindahkan pengertian, seperti kata-kata percakapan atau tulisan,
angka, gerakan, ataupun kegiatan.
v Pengiriman
berita (transmitting the message). Langkah ketiga mencerminkan pilihan
komunikator terhadap media atau ‘’saluran distribusi’’. Komunikasi lisan
disampaikan melalui berbagai saluran telephone, mesin pendikte, orang aytau
videotape. Komunikasi lisan memiliki
manfaat yaitu untuk berinteraksi antara sumber dan penerima, menmungkinkan
komunikasi nonverbal, di sampaikannya berita secara cepat, dan memungkinkan
umpan balik diperoleh segera. Sedangkan komunikasi tertulis dapat disampaikan
melalui saluran-saluran seperti memo, surat, laporan, catatan, bulletin dewan
direktur, manual perusahaan, dan surat kabar. Komunikasi tulisan mempunyai
manfaat dalam hal penyediaan laporan atau dokumen untuk kepentingan di waktu
mendatang.
v Penerimaan
berita. Langkah keempat adalah penerimaan berita oleh pihak penerima. Pada
dasarnya, orang-orang menerima berita melalui ke lima panca indera mereka yaitu
penglihatan, pendengaran, pengecap, perabaan dan penciuman.
v Pengartian atau
penterjemahan kembali berita (decoding). Langakh kelima ini menyangkut
pengartian simbol-simbol oleh penerima. Proses ini dipengaruhi oleh latar
belakang, kebudayaan, pendidikan, lingkungan, praduga, dan gangguan di
sekitarnya.
v Umpan balik
(feedback). Setelah berita diterima dan diterjemahkan, penerima mungkin
menyampaikan berita balasan yang ditujukan kepada pengirim mula-mula atau orang
lain. Jadi, komunikasi adalah proses yang berkesinambungan dan tak pernah
berakhir. Seseorang berkomunikasi, penerima menanggapinya melalui komunikasi
selanjutnya dengan pengirim atau orang lain dan seterusnya. Tanggapan ini
disebut umpan balik.
·
Raymond
V. Lesikar telah menguraikan 5 faktor yang mempengaruhi efektifitas komunikasi
organisasi, yaitu:
v Saluran
komuniksi formal, mempengaruhi efektifitas komunikasi dalam dua cara. Pertama,
liputan saluran formal semakin melebar sesuai perkembangan dan pertumbuhan
organisasi. Sebagai contoh, komunikasi efektif biasanya semakin sulit dicapai
dalam organisasi yang besar dengan cabang-cabang yang menyebar. Kedua, saluran
komunikasi formal dapat menghambat aliran informasi antar tingkat-tingkat
organisasi. Sebagai contoh, karyawan lini perakitan hampir selalu akan
mengkomunikasikan masalah-masalah pada penyelia (mandor) mereka dan bukan pada
manajer pabrik.
v Struktur
wewenang organisasi, mempunyai pengaruh yang sama terhadap efektifitas
organisasi. Perbedaan kekuasaan dan kedudukan (status) dalam organisasi akan
menentukan pihak-pihak yang berkomunikasi dengan seseorang serta isi dan
ketepatan komunikasi. Sebagai conntoh, percakapan antara direktur perusahaan
dengan karyawan akan dibatasi formalitas dan kesopanan.
v Spesialisasi
jabatan, biasanya akan mempermudah komunikasi dalam kelompok-kelmpok yang
berbeda. Para anggota suatu kelompok kerja yang sama akan cenderung
berkomunikasi dengan istilah, tujuan, tugas, waktu, dan gaya yang sama.
v Pemilihan
informasi, berarti bahwa individu-individu mempunyai informasi khusus dan
pengetahuan tentang pekerjaan-pekerjaan mereka. Sebagai contoh, manajer produk
akan mempunyai pengamatan yang lebih tajam dalam perumusan strategi-strategi
pemasaran, kepala departemen mungkin mempunyai cara tertentu yang efektif untuk
menangani konflik diantara para bawahannya.
v Jaringan informasi dalam komunikasi. Ada empat
macam jaringan komunikasi yaitu:
a. Jaringan
lingkaran
b. Jaringan pola
rantai
c. Jaringan bintang
d. Jaringan huruf Y
·
Saluran-saluran
komunikasi formal ditentukan oleh struktur organisasi atau ditunjukkan oleh
berbagai sarana formal lainnya. Tipe saluran-saluran dasar komunikasi adalah:
v Komunikasi
vertikal terdiri dari komunikasi ke atas dan ke bawah sesuai rantai perintah.
a. Komunikasi ke
bawah (downward communication) dimulai dari manajemen puncak kemudian mengalir
ke bawah melalui tingkatan-tingkatan manajemen sampai ke karyawan lini dan
personalia paling bawah. Maksud utama komunikasi ke bawah adalah untuk memberi
pengarahan, informasi, instruksi, nasehat/saran dan penilaian kepada bawahan
serta memberikan informasi kepada anggota organisasi tentang tujuan dan
kebijaksanaan organisasi.
b. Komunikasi ke
atas (upward communication). Fungsi utama komunikasi ke atas adalah untuk
mensuplai informasi kepada tingkatan manajemen atas tentang apa yang terjadi
pada tingkatan bawah. Tipe komunikasi ini mencakup laporan-laporan periodik,
penjelasan, gagasan, dan permintaan untuk diberikan keputusan.
v Komunikasi
lateral atau horizontal, meliputi hal-hal berikut ini:
a. Komunikasi di
antara para anggota dalam kelompok kerja yang sama.
b. Komunikasi yang
terjadi antara dan di antara departemen-departemen pada tingkatan organisasi
yang sama.
Bentuk
komunikasi ini pada dasarnya bersifat koordinatif, dan merupakan hasil dari
konsep spesialisasi organisasi. Komunikasi ini dirancang untuk mempermudah koordinasi
dan penanganan masalah dan juga menghindarkan pemecahan masalah yang lambat.
v Komunikasi
diagonal merupakan komunikasi yang memotong secara menyilang diagonal rantai
perintah organisasi. Hal ini sering terjadi sebagai hasil hubungan-hubungan
departemen lini dan staf.
·
Komunikasi
informal juga bagian penting aliran komunikasi organisasi. Bentuk komunikasi
ini timbul dengan berbagai maksud, yang meliputi antara lain:
v Pemuasan
kebutuhan-kebutuhan manusiawi, seperti kebutuhan untuk berhubungan dengan orang
lain
v Perlawanan
terhadap pengaruh-pengaruh yang monoton atau membosankan
v Pemenuhan
keinginan untuk mempengaruhi perilaku orang lain
v Pelayanan
sebagai sumber informasi hubungan pekerjaan yang tidak disediakan
saluran-saluran komunikasi formal
Tipe komunikasi informal yang paling terkenal adalah
‘’ grapevine’’ (mendengar sesuatu bukan dari sumber resmi, tetapi dari
desas-desus, kabar angin atau ‘’slentingan’’). Komunikasi ‘’grapevine’’
mempunyai peranan fungsional sebagai alat komunikasi tambahan bagi organisasi.
·
Hambatan-hambatan
terhadap komunikasi yang efektif adalah:
v Hambatan-hambatan
organisasional
Ada tiga hambatan organisasional:
a.
Tingkatan
hirarki. Bial suatu organisasi tumbuh, strukturnya berkembang, akan menimbulkan
berbagai masalah komunikasi. Karena berita harus melalui tingkatan (jenjang)
tambahan, yang memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai tempat tujuan
dan cenderung menjadi berkurang kecepatannya. Berita yang mengalir ke atas atau
ke bawah tingkatan-tingkatan organisasi akan melalui beberapa ‘’filter’’,
dengan persepsi, motif, kebutuhan dan hubungannya sendiri.
b.
Wewenang
manajerial. Tanpa wewenang untuk membuat keputusan tidak mungkin manajer dapat
mencapai tujuan dengan efektif. Tetapi di pihak lain, pada kenyataannya bahwa
seseorang yang mengendalikan orang lain juga menimbulkan hambatan-hambatan
komunikasi. Banyak atasan merasa bahwa mereka tidak dapat sepenuhnya menerima
berbagai masalah, kondisi, atau hasil yang dapat membuat mereka tampak lemah.
Sebaliknya, banyak bawahan menghindari situasi dimana mereka harus
mengungkapkan informasi yang dapat membuat mereka dalam kedudukan yang tidak
menguntungkan. Sebagai hasilnya ada kesenjangan ‘’leveling’’ antara atasan dan
bawaha.
c.
Spesialisasi.
Meskipun spesialisasi adalah prinsip dasar organisasi, tetapi juga menciptakan
masalah-masalah komunikasi, di mana hal ini cenderung memisahkan orang-orang,
bahkan bila mereka bekerja saling berdekatan. Perbedaan fungsi, kepentingan dan
istialh-istilah pekerjaan dalam membuat orang-orang merasa bahwa mereka hidup
dalam dunia yang berbeda. Akibatnya dapat menghalangi perasaan masyarakat, membuat
sulit memahami, dan mendorong terjadinya kesalahan-kesalahan.
v Hambatan-hambatan
antar pribadi
Manajer perlu memperhatikan
hambatan-hambatan antar pribadi seperti:
a.
Persepsi
selektif. Persepsi adalah proses yang menyeluruh dengan mana seseorang
menseleksi, mengorganisasikan, dan mengartikan segala sesuatu di lingkungannya.
Sedangkan persepsi selektif adalah pengharapan yang mengharapkan seseorang
untuk melihat atau mendengar kejadian, orang, objek atau situasi sesuatu yang
ingin dilihat atau didengar.
Manajer perlu memperhatikan tiga aspek
yang berhubungan dengan persepsi selektif:
1.
Penerima
akan menginterpretasikan berita berdasarkan pengarahan diri dan bagaimana
mereka telah ’’belajar’’ untuk menanggapi sesuatu.
2.
Penerima
akan menginterpretasikan berita dengan cara menolak setiap perubahan dalam
struktur kepribadian yang kuat.
3.
Penerima
akan cenderung mengelompokkan dan menerima karakteristik-karakteristik
pengalaman mereka.
b.
Status
atau keadaan komunikator. Hambatan utama komunikasi lainnya adalah kecenderungan
untuk menilai, mempertimbangkan, dan membentuk pendapat atas dasar
karakteristik-karakteristik pengirim (sumber), terutama kredibilitasnya.
Kredibilitas didasarkan ‘’keahlian’’ seseorang dalam bidang yang sedang
dikomunikasikan dan tingkat kepercayaan seseorang bahwa orang tersebut akan
mengkomunikasikan kebenaran.
c.
Keadaan
membela diri. Keadaan membela diri seseorang mengakibatkan ekspresi wajah,
gerakan tubuh, dan pembicaraan tertentu, dan sebaliknya meningkatkan
tingkat pembelaan di pihak lain. Jadi, akan
timbul reaksi rantai defensif. Keadaan ini membuat pendengar lebih
berkonsentrasi pada apa yang akan dikatakan dan bukan pada apa yang sedang
didengar. Sebagai contoh, bila seseorang karyawan terancam akan kehilangan
kedudukannya, maka dapat kehilangan kemampuan untuk mengartikan berita secara
tepat dengan memberi reaksi defersif atau agresif.
d.
Pendengaran
lemah. Berbagai kebiasaan sehubungan dengan pendengaran lemah meliputi:
1.
Mendengar
hanya permukaannya saja, dengan sedikit perhatian pada apa yang sedang
dikatakan
2.
Memberikan
pengaruh, melalui baik perkataan atau tanda-tanda
3.
Menunjukkan
tanda-tanda kejengkelan atau kebosanan terhadap bahan pembicaraan
4.
Mendengar
dengan tidak aktif
e.
Ketidak
tepatan penggunaan bahasa. Salah satu kesalahan terbedar yang dibuat dalam
komunikasi adalah anggapan bahwa pengertian terletak dalam ‘’kata-kata’’ yang
digunakan. Sebagai contoh, perintah manajer untuk mengerjakan ‘’secepat
mungkin’’ bisa berarti satu jam, satu hari atau satu minggu.
·
Teknik-teknik
atau cara-cara untuk mengatasi kesulitan-kesulitam dalam peningkatan
efektivitas komunikasi:
1.
Kesadaran
akan kebutuhan komunikasi efektif
2.
Penggunaan
umpan-balik
3.
Menjadi
komunikator yang lebih efektif
4.
Pedoman
komunikasi yang baik
KEPEMIMPINAN
·
Pengertian
kepemimpinan
1.
Menurut
John Piffner, Kepemimpinan merupakan seni dalam mengkoordinasikan
dan mengarahkan individu atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang
dikehendaki. (H. Abu Ahmadi,
1999:124-125)
2.
Kepemimpinan
adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui
proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu.
(Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).
3.
Kepemimpinan
adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti Kepemimpinan) pada kerjasama
dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan. (Jacobs
& Jacques, 1990, 281)
4.
Kepemimpinan
merupakan suatu kemampuan, proses, atau fungsi pada umumnya untuk mempengaruhi
orang-orang agar berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
(Slamet, 2002: 29)
5.
Kepemimpinan
adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7)
6.
Kepemimpinan
adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk
mencapai adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung
melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu.
(Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 29)
7.
Kepemimpinan
adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau
diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. (Thoha, 1983:123).
8.
Kepemimpinan
adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian,
termasuk didalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka
meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas
yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin,
serta merasa tidak terpaksa. (Ngalim Purwanto ,1991:26)
·
Unsur
pokok pengertian kepemimpinan antara lain:
1.
kepemimpinan
melibatkan orang lain dan adanya situasi kelompok atau organisasi tempat
pemimpin dan anggotanya berinteraksi,
2.
di
dalam kepemimpinan terjadi pembagian kekuasaan dan proses mempengaruhi bawahan
oleh pemimpin, dan
3.
adanya
tujuan bersama yang harus dicapai.
·
Dapat
disimpulan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku
seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi
tertentu. Kepemimpinan merupakan masalah sosial yang di dalamnya terjadi
interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk mencapai
tujuan bersama, baik dengan cara mempengaruhi, membujuk, memotivasi dan
mengkoordinasi.
·
Pemimpin
dalam bahasa Inggris adalah "LEADER", mempunyai tugas untuk me-LEAD
anggotanya. Sedangkan makna LEAD adalah :
v Loyality, seorang pemimpin harus mampu membangkitkan loyalitas
rekan kerjanya dan memberikan loyalitasnya dalam kebaikan.
v Educate, seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi
rekan-rekannya dan mewariskan knowledge pada rekan-rekannya.
v Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang
ada
v Discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan
menegakkan kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya.
·
Teori lahirnya
pemimpin:
1. Teori Keturunan/Genetik (Heriditary/Genetic Theory)
a. Leaders are born not made
b. Seorang pemimpin menjadi pemimpin karena bakat yang
dimiliki sejak lahir
c. Seorang pemimpin lahir karena memang ditakdirkan
2. Teori Kejiawaan/Sosial (Psychological/Social Theory)
a. Leaders are made not born
b. Setiap orang bisa menjadi pemimpin melalui proses
pendidikan dan pengalaman
3. Teori Lingkungan (Ecological Theory)
a. Leaders are born and made
b. Seseorang hanya akan berhasil menjadi seorang pemimpin
bila pada waktu lahir telah memeliki bakat, dan bakat tersebut kemudian
dikembangkan melalui proses pendidikan dan pengalaman
c. Teori ini memanfaatkan segi2 positif dari teori
genetic dan social
·
Tugas pemimpin:
Menurut
James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
1.
Pemimpin
bekerja dengan orang lain : Seorang pemimpin bertanggung jawab
untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman
sekerja atau atasan lain dalam organjsasi sebaik orang diluar organisasi.
2.
Pemimpin
adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas): Seorang
pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan
tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin
bertanggung jawab untuk kesuksesan stafhya tanpa kegagalan.
3.
Pemimpin
menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas : Proses
kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin hanya dapat menyusun tugas
dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin
harus dapat mendelegasikan tugas- tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin
harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara
efektif.
4.
Pemimpin
harus berpikir secara analitis dan konseptual : Seorang pemimpin harus menjadi
seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat
mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan
seluruh pekerjaan menjadf lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.
5.
Manajer
adalah forcing mediator : Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan
organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
6.
Pemimpin
adalah politisi dan diplomat: Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan
melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat
mewakili tim atau organisasinya.
7.
Pemimpin
membuat keputusan yang sulit : Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.
·
Peran pemimpin:
Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah :
1.
Peran
hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin yang
dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.
2.
Fungsi
Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.
3.
Peran
Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber
alokasi, dan negosiator.
·
Macam-macam gaya kepemimpinan:
1. Gaya Kepemimpinan Otoriter /
Authoritarian
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala
keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala
pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter
tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
Kelebihan model kepemimpinan otoriter ini ada di pencapaian prestasinya. Tidak
ada satupun tembok yang mampu menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia
memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada alasan, yang ada
adalah hasil. Langkah – langkahnya penuh perhitungan dan sistematis. Dingin dan
sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin dengan kepribadian merah ini. Mereka
sangat mementingkan tujuan sehingga tidak pernah peduli dengan cara. Makan atau
dimakan adalah prinsip hidupnya.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis
/ Democratic
Gaya
kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara
luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan
bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis
pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para
bawahannya.
3. Gaya Kepemimpinan Karismatis
Kelebihan
gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik orang. Mereka terpesona
dengan cara berbicaranya yang membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin dengan
gaya kepribadian ini visionaris. Mereka sangat menyenangi perubahan dan
tantangan.
Kelemahan
terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa di analogikan dengan peribahasa Tong
Kosong Nyaring Bunyinya. Mereka mampu menarik orang untuk datang kepada mereka.
Setelah beberapa lama, orang – orang yang datang ini akan kecewa karena
ketidak-konsisten-an. Apa yang diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika
diminta pertanggungjawabannya, si pemimpin akan memberikan alasan, permintaan
maaf, dan janji.
4. Gaya Kepemipinan Diplomatis
Kelebihan
gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di penempatan perspektifnya. Banyak orang
seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi keuntungan dirinya. Sisanya,
melihat dari sisi keuntungan lawannya. Tetapi pemimpin diplomatis ini bisa
melihat kedua sisi, dengan jelas! Apa yang menguntungkan dirinya, dan juga
menguntungkan lawannya.
Kesabaran
dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin dengan gaya diplomatis ini. Umumnya, mereka sangat sabar dan sanggup menerima
tekanan. Namun kesabarannya ini bisa sangat keterlaluan. Mereka bisa menerima perlakuan yang tidak
menyengangkan tersebut, tetapi pengikut-pengikutnya tidak. Dan seringkali hal
inilah yang membuat para pengikutnya meninggalkan si pemimpin.
5. Gaya Kepemimpinan Moralis
Kelebihan
dari gaya kepemimpinan seperti ini adalah umumnya Mereka hangat dan sopan
kepada semua orang. Mereka memiliki empati yang tinggi terhadap permasalahan
para bawahannya, juga sabar, murah hati Segala bentuk kebajikan ada dalam diri
pemimpin ini. Orang – orang yang datang karena kehangatannya terlepas dari
segala kekurangannya.
Kelemahan dari
pemimpinan seperti ini adalah emosinya. Rata-rata orang seperti ini sangat tidak stabil,
kadang bisa tampak sedih dan mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan
dan bersahabat.
6. Gaya Kepemimpinan Bebas /
Laissez Faire
Pemimpin
jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya
yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.
MANAJEMEN KONFLIK
·
Konflik dapat didefinisikan sebagai
segala macam interaksi pertentangan atau antagonistik antara dua atau lebih
pihak. Konflik organisasi (organizational conflict) adalah ketidak sesuaian
antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok-kelompok yang timbul karena
adanya kenyataan bahawa mereka harus membagi sumber daya-sumber daya yang
terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja dan/atau karena kenyataan bahwa mereka
mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai, atau persepsi.
·
Pandangan lama dan baru tentang konflik:
Pandangan
lama
|
Pandangan
baru
|
1.
Konflik dapat dihindarkan.
|
1.
Konflik tidak dapat dihindarkan.
|
2.
Konflik disebabkan oleh kesalahan-kesalahan
manajemen dalam perancangan dan pengelolaan organisasi atau oleh pengacau.
|
2.
Konflik timbul karena banyak sebab, termasuk
struktur organisasi, perbedaan tujuan yang tidak dapat dihindarkan, perbedaan
dalam persepsi dan nilai-nilai pribadi.
|
3.
Konflik mengganggu organisasi dan menghalangi
pelaksanaan optimal.
|
3.
Konflik dapat membantu atau menghambat pelaksanaan
kegiatan organisasi dalam berbagai derajat.
|
4.
Tugas manajemen adalah menghilangkan konflik.
|
4.
Tugas manajemen adalah mengelola tingkat konflik
dan penyelesaiannya.
|
5.
Pelaksanaan kegiatan organisasi yang optimal
membutuhkan penghapusan konflik.
|
5.
Pelaksanaan kegiatan organisasi yang optimal
membutuhkan tingkat konflik yang moderat.
|
·
Segi fungsional konflik antara lain:
1.
Manajer menemukan cara penggunaan dana
yang lebih baik
2.
Lebih mempersatukan para anggota
organisasi
3.
Manajer mungkin menemukan cara perbaikan
prestasi organisasi
4.
Mendatangkan kehidupan baru di dalam hal
tujuan serta nilai organisasi
5.
Penggantian manajer yang lebih cakap,
bersemangat, dan bergagasan baru.
·
Jenis-jenis konflik ada lima dalam
kehidupan organisasi:
1.
Konflik dalam diri individu, yang terjadi
bila seorang individumenghadapi ketidak pastian
tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya, bila berbagai
permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk
melakukan lebih dari kemampuannya.
2.
Konflik antar individu dalam
organisasi dalam organisasi yang sama,
di mana hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan kepribadian.
3.
Konflik antara individu dan kelompok,
yang berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang
dipaksakan oleh kelompok kerja mereka.
4.
Konflik antar kelompok dalam organisasi yang
sama, karena terjadi pertentangan kepentingan antar kelompok.
5.
Konflik antar organisasi, yang timbul
sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu
negara.
·
Ada tiga bentuk metoda-metoda
pengelolaan konflik:
1.
Metoda stimulasi konflik meliputi:
a. Pemasukan
atau penempatan orang luar ke dalam kelompok
b. Penyusunan
kembali organisasi
c. Penawaran
bonus, pembayaran intensif dan penghargaan untuk mendorong persaingan
d. Pemilihan
manajer-manajer yang tepat
e. Pelakuan
yang berbeda dengan kebiasaan
2.
Metoda pengurangan konflik menekan
terjadinya antogonisme yang ditimbulkan oleh konflik. Jadi, metoda ini
mengelola tingkat konflik melalui ‘’pendinginan suasana’’ tetapi tidak
menangani masalah-masalah yang semula menimbulkan konflik.
3.
Metoda penyelesaian konflik
Ada tiga metode penyelesaian konflik
yang sering digunakan:
a. Dominasi
atau penekanan. Dominasi dan penekanan dapat dilakukan dengan beberapa cara
yaitu kekerasan (forcing), penenangan (smoothing), penghindaran (avoidance),
dan aturan mayoritas (majority ruler).
b. Kompromi.
Bentuk-bentuk kompromi meliputi pemisahan (separation), perwasitan (arbitrasi),
dan penyuapan (bribing).
c. Pemecahan
masalah integratif. Ada tiga jenis metoda ini yaitu konsensus, konfrontasi, dan
superordinate goals.
·
Dalam organisasi klasik ada empat daerah
struktural di mana konflik sering timbul:
1.
Konflik hirarki, yaitu konflik antara
berbagai tingkatan organisasi.
2.
Konflik fungsional, yaitu konflik antara
berbagai departemen fungsional organisasi.
3.
Konflik lini-staf, yaitu konflik antara
lini dan staf.
4.
Konflik formal-informal, yaitu konflik
antar organisasi formal dan informal.
·
Para anggota lini sering memandang para
anggota staf dalam hal-hal sebagai berikut:
1.
Staf melangkahi wewenangnya
2.
Staf tidak memberi nasehat yang
bermanfaat
3.
Staf menumpang keberhasilan lini
4.
Staf memiliki pandangan sempit
·
Para anggota staf mempunyai
keluhan-keluhan yang berlawanan tentang para anggota lini:
1.
Lini kurang memanfaatkan staf
2.
Lini menolak gagasan-gagasan baru
3.
Lini memberi wewenang terlalu kecil
kepada staf
·
Para penulis manajemen telah menyarankan
berbagai cara dengan mana aspek-aspek peran-salah konflik lini dan staf dapat
dikurangi:
1. Tanggung
jawab staf dan lini harus ditegaskan
2. Mengintegrasikan
kegiatan-kegiatan lini dan staf
3. Mengajarkan
lini untuk menggunakan staf
4. Mendapatkan
pertanggung-jawaban staf dan hasil-hasil
DASAR-DASAR
PROSES PENGAWASAN
·
Pengertian pengawasan
1. Pengawasan adalah proses
dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung
pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan
tersebut.Controlling is the process of measuring performance and taking
action to ensure desired results. (Schermerhorn,2002)
2. Pengawasan adalah proses
untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang
telah direncanakan . the process of ensuring that actual activities conform
the planned activities.
(Stoner,Freeman,&Gilbert,1995)
3. Pengawasan adalah proses mengarahkan seperangkat
variable / unsure (manusia, peralatan,
mesin, organisasi) kearah tercapainya suatu tujuan atau sasaran manajemen.
4. Pengawasan diperlukan untuk mengetahui apakah
pelaksanaan suatu kegiatan dalam organisasi sesuai dengan rencana dan tujuan
yang telah digariskan atau ditetapkan.
·
Beberapa istilah asing mengenai pengawasan
Ø Controlling (Pengendalian)
Ø Evaluating (Evaluasi)
Ø Appraising (Menilai)
Ø Correcting (Mengoreksi)
·
Beberapa gejala yang memerlukan pengawasan
Ø Terjadi penurunan pendapatan
atau profit, namun tidak begitu jelas faktor penyebabnya
Ø Penurunan kualitas pelayanan
(teridentifikasi dari adanya keluhan pelanggan)
Ø Ketidakpuasan pegawai
(teridentifikasi dari adanya keluhan pegawai, produktifitas kerja yang menurun,
dan lain sebagainya)
Ø Berkurangnya kas perusahaan
Ø Banyaknya pegawai atau
pekerja yang menganggur
Ø Tidak terorganisasinya
setiap pekerjaan dengan baik
Ø Biaya yang melebihi anggaran
Ø Adanya penghamburan dan
inefisiensi
·
Tahapan dalam proses pengawasan
Proses pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu:
1.
penetapan
standar pelaksanaan
2.
penentuan
pengukuran pelaksanaan kegiatan
3.
pengukuran
pelaksanaan kegiatan nyata
4. pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan
penganalisaan penyimpangan-penyimpangan
5. pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan
·
Prinsip Pengawasan
1.
Pengawasan
yang dilakukan oleh pimpinan harus dimengerti oleh staf dan hasilnya mudah
diukur. Misalnya tentang waktu dan tugas-tugas pokok yang harus diselesaikan
oleh staf.
2.
Fungsi
pengawasan harus difahami pimpinan sebagai suatu kegiatan yang sangat penting
dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
3.
Standar
unjuk kerja harus dijelaskan kepada seluruh staf karena kinerja staf akan terus
dinilai oleh pimpinan sebagai pertimbangan untuk memberikan reward kepada
mereka yang dianggap mampu bekerja
·
Manfaat Pengawasan
1.
Dapat
mengetahui sejauh mana program sudah dilaukan oleh staf, pakah sesuai dengan
standar atau rencana kerja, apakah sumberdaya telah digunakan sesuai dengan
yang telah ditetapkan. Fungsi wasdal akan meningkatkan efisiensi kegiatan
program.
2.
Dapat
mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf dalam melaksanakan
tugas-tugasnya.
3.
Dapat
mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi kebutuhan dan telah
dimanfaatkan secara efisien.
4.
Dapat
mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan.
5.
Dapat
mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan, dipromosikan atau diberikan
pelatihan lanjutan.
·
Obyek Pengawasan
Dalam
melaksanakan fungsi pengawasan manajerial, ada lima jenis obyek yang perlu
dijadikan sasaran pengawasan:
1.
Obyek
yang menyangkut kuantitas dan kualitas barang atau jasa. Pengawasan ini
bersifat fisik.
2.
Keuangan
3.
Pelaksanaan
program dilapangan
4.
Obyek
yang bersifat strategis
5.
Pelaksanaan
kerja sama dengan sektor lain yang terkait.
·
Cara-cara Pengawasan
Supaya
pengawasan yang dilakukan dapat efektif, maka haruslah terkumpul data-data dan
fakta-fakta yang bersangkutan. Beberapa cara mengumpulkan fakta tersebut
diantaranya;
1. Peninjauan Pribadi. Dalam hal ini pemimpin mengadakan peninjauan
(melihat sendiri) kegiatan yang dilakukan oleh bawahannya.
2. Interview atau Laporan lisan. Ketika bawahan melaporkan hasil kerjanya, pemimpin
langsung menanyakan sendiri apa yang ingin diketahuinya.
3. Laporan tertulis. Disini pemimpin bisa melihat laporan
pertanggungjawaban hasil kerja bawahannya.
4. Control by Exception,
Laporan dan pengawasan kepada hal-hal yang bersifat istimewa, misalnya ketika terjadi kekeliruan atau
ketidakwajaran dsb.
·
Proses Pengawasan
umpan balik
|
||||||||
|
||||||||
Tidak
Ya
·
Pengawasan berdasarkan Proses Kegiatan
Awal Proses Akhir
·
Beberapa faktor yang terkait dengan Pengawasan dalam
Bidang SDM
1.
Penerapan
Employee Discipline System (Sistem disiplin pegawai)
2.
Adanya
Career Path (jalur karir)
3.
Pemahaman
Manajer atas Motivasi, Kepuasan, serta Gaya Kepemimpinan yang diterapkan
·
Pengawasan di Bagian Informasi
1.
Penggunaan
Teknologi Komputer dan Teknologi Informasi
2.
Penerapan
Sistem Informasi Manajemen
·
Pengawasan di Bagian Keuangan
1.
Analisis
Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis)
2.
Manajemen
Kas (Cash Management)
3.
Pengelolaan
Biaya (Cost Control)
·
Pengawasan di Bagian Pemasaran
1.
Evaluasi
atas Pasar Sasaran dan Pasar Potensial
2.
Survey
atas Perilaku Konsumen dan berbagai Faktor yang terkait dengan Konsumen
3.
Evaluasi
atas Strategi Pemasaran dan Bauran Pemasaran yang dilakukan
·
Pengawasan di Bagian Produksi/Operasi
1.
Evaluasi
atas Plant Location
2.
Evaluasi
atas Plant Lay-out
3.
Evaluasi
atas Production Process and Schedule
4.
Evaluasi
atas Product Distribution
·
S O P (Standard Operating Procedures)
Ø SOP merupakan gambaran langkah-langkah kerja (sistem,
mekanisme dan tata kerja internal) yang diperlukan dalam pelaksanaan suatu
tugas untuk mencapai tujuan.
Ø SOP sebagai suatu dokumen/instrumen memuat tentang proses dan prosedur suatu kegiatan yang
bersifat efektif dan efisisen berdasarkan suatu standar yang sudah baku. Hal
ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa proses pelayanan di seluruh unit kerja
dapat terkendali dan dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
·
Karakteristik-karakteristik pengawasan
yang efektif dapat lebih diperinci sebagai berikut:
1.
Akurat
2.
Tepat waktu
3.
Obyektif dan menyeluruh
4.
Terpusat pada titik-titik pengawasan
strategik
5.
Realistik secara ekonomis
6.
Realistik secara organisasional
7.
Terkoordinasi dengan aliran kerja
organisasi
8.
Fleksibel
9.
Bersifat sebagai petunjuk dan
operasional
10.
Diterima para anggota organisasi
BERBAGAI TEKNIK DAN METODA
PENGAWASAN
·
Metoda pengawasan terdiri atas dua
kelompok yaitu:
1. Metoda
pengawasan non-kuantitatif
Teknik-teknik yang sering digunakan:
a. Pengamatan
(control by observation)
b. Inspeksi
teratur dan langsung (control by regular and spot inpection)
c. Pelaporan
lisan dan tertulis (control by report)
d. Evaluasi
pelaksanaan
e. Diskusi
antara manajemen dan bawahan tentang pelaksanaan suatu kegiatan
2. Metoda
pengawasan kuantitatif
Terdiri atas:
a. Anggaran
(budget), seperti anggaran operasi dan anggaran-anggaran khusus.
b. Audit,
seperti internal audit, external audit, dan management audit.
c. Analisa
break-even
d. Analisa
rasio
e. Bagan
dan teknik yang berhubungan dengan waktu pelaksanaan kegiatan seperti bagan
Gantt, Program Evaluation and Review Technique (PERT), dan Critical Path Method
(CPM).
·
Anggaran
1. Pengertian
Anggaran adalah laporan-laporan formal
sumber daya-sumber daya keuangan yang disisihkan untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan tertentu selama periode waktu yang ditetapkan.
2. Jenis-jenis
anggaran
Jenis anggaran
|
Diskripsi
ringkas tujuan
|
Anggaran
penjualan
|
Memberikan
estimasi jumlah dan sumber penerimaan yang diperkirakan.
|
Anggaran
produksi
|
Menunjukkan
kebutuhan-kebutuhan produksi yang diperkirakan, meliputi kebutuhan tenaga
kerja, bahan baku dan overhead selama periode anggaran.
|
Anggaran biaya
|
Memberikan
perincian alokasi bermacam-macam biaya, seperti pengiklanan, penjualan,
administrasi, penelitian dan manufactuting.
|
Anggaran kas
|
Meramalkan
aliran penerimaan dan pengeluaran kas.
|
Anggaran
pembelanjaan modal
|
Garis besar
pengeluaran-pengeluaran khusus bagi perusahaan, seperti pabrik, peralatan,
mesin, persediaan dan pos-pos modal lainnya.
|
Anggaran
neraca
|
Meramal
kondisi (kedudukan) keuangan aktiva, hutang, dan modal pada akhir periode
anggaran.
|
·
Audit, yaitu suatu proses sistematik
untuk memperoleh bukti secara obyektif tentang pernyataan-pernyataan berbagai
kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkatan kesesuaian antara
pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan,
dan penyampaian hasil-hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan.
·
Analisa break-even menganalisa dan
menggambarkan hubungan biaya dan penghasilan untuk menentukan pada volume
berapa (penjualan atau produksi) agar biaya total sama dengan penghasilan total
sehingga perusahaan tidak mengalami laba atau rugi.
·
Analisa rasio keuangan akan memberikan
penilaian atas dasar data dan informasi yng diperoleh dari laporan keuangan,
yang ditunjukkan dalam bentuk rasio-rasio atau presentase.
·
Bagan Gantt adalah suatu bagan yang
mempunyai keluaran di satu sumbu dan satuan waktu di sumbu yang lain serta
menunjukkan kegiatan yang direncanakan dan kegiatan telah diselesaikan dalam
hubungan antar setiap kegiatan dan dalam hubungannya dengan waktu.
·
PERT merupakan metoda analitik yang
dirancang untuk melakukan scheduling dan pengawasan proyek –proyek yang
bersifat kompleks dan yang memerlukan kegiatan-kegiatan tertentu yang harus
dijalankan dalam urutan tertentu dan dibatasi oleh waktu.
·
CPM dikembangkan untuk mengurangi
tertundanya waktu bagi periode konstruksi, penyetelan dan pemeliharaan.
PENGGERAKAN (ACTUATING)
·
Pengertian penggerakan
1.
Penggerakan
(Actuating) merupakan usaha untuk menggerakan anggota kelompok sedemikian rupa
sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan
yang bersangkutan dan anggota perusahaan tersebut oleh karena anggota itu ingin
mencapai sasaran tersebut. (Terry:2006:313)
2.
Penggerakan
merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan agar
bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara etektit serta efisien
dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Di dalam
manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri.
manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri.
3.
Penggerakan
(actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi
kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap
karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas
dan tanggung jawabnya
·
Hal
yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa
seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika :
1. Merasa yakin akan mampu mengerjakan
2. Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi
dirinya,
3. Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas
lain yang lebih penting, atau mendesak,
4. Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang
bersangkutan dan
5. Hubungan antar teman dalam organisasi tersebut
harmonis.
·
Directing atau Commanding
Ø Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang
berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau
instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas
dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah
ditetapkan semula.
Ø Directing atau Commanding merupakan fungsi manajemen
yang dapat berfungsi bukan saja agar pegawai melaksanakan atau tidak
melaksanakan suatu kegiatan, tetapi dapat pula berfungsi mengkoordinasikan
kegiatan berbagai unsur organisasi agar efektif tertuju kepada realisasi tujuan
yang ditetapkan sebelumnya.
·
Beberapa hal yang tercakup dalan Actuating yaitu :
1. Komunikasi organisasi
Komunikasi organisasi adalah arus pesan dalam suatu jaringan organisasi yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal dan horizontal.
Komunikasi organisasi adalah arus pesan dalam suatu jaringan organisasi yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal dan horizontal.
Komunikasi
organisasi merunjuk pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks
dan jaringan organisasi.
Komunikasi
organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi antarpribadi dan komunikasi
kelompok.
Komunikasi organisasi antara lain menyangkut struktur dan fungsi organisasi, hubungan antar manusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi.
Komunikasi organisasi antara lain menyangkut struktur dan fungsi organisasi, hubungan antar manusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi.
2. Coordinating
Coordinating
atau mengkoordinasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan
berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan
kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan
bawahan sehingga terdapat kerjasama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan
organisasi. Usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan itu, antara lain
dengan memberi instruksi, perintah, mengadakan pertemuan untuk memberikan
penjelasan bimbingan atau nasihat, dan mengadakan coaching dan bila perlu
memberi teguran.
3. Motivating
Motivating
atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa
pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahannya
melakukan kegiatan secara sukarela sesuai apa yang dikehendaki oleh atasan.
Pemberian inspirasi, semangat dan dorongan oleh atasan kepada bawahan
ditunjukan agar bawahan bertambah kegiatannya, atau mereka lebih bersemangat
melaksanakan tugas-tugas sehingga mereka berdaya guna dan berhasil guna.
4. Leading
Istilah
leading, yang merupakan salah satu fungsi manajemen, di kemukakan oleh Louis A.
Allen yang dirumuskannya sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer
yang menyebabkan orang lain bertindak. Pekerjaan leading, meliputi lima macam
kegiatan, yakni :
a. mengambil keputusan,
b. mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian
antara manajer dan bawahan,
c. memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada
bawahan supaya mereka bertindak,
d. memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya,
serta
e. memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar
mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
·
Pada
umumnya pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan maksud agar
mereka bersedia untuk bekerja sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang
dari prinsip-prinsip yg telah ditetapkan.
Cara-cara pengarahan yang dilakukan dapat berupa :
Cara-cara pengarahan yang dilakukan dapat berupa :
1. Orientasi
Merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik.
Merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik.
2. Perintah
Merupakan permintaan dri pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya untuk melakukan atau mengulangi suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu.
Merupakan permintaan dri pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya untuk melakukan atau mengulangi suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu.
3. Delegasi wewenang
Dalam pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada bawahannya.
Dalam pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada bawahannya.
·
Dinamika kelompok
1. Suatu kelompok yang terdiri
dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas
antara anggota satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami
secara bersama.
2. Konsep yang menggambarkan proses kelompok yang selalu
bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu
berubah-ubah.
·
Kelompok
adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan satu dengan yang lain, saling
ketergantungan serta mempunyai norma yang sama. (Stuart dan Sundeen, 1991)
·
Dinamika
kelompok merupakan pembelajaran tentang bagaimana individu membentuk dan
memfungsikan dirinya dalam suatu struktur kelompok. Dalam dinamika kelompok
diharapkan terjadi interaksi antar anggota kelompok untuk mencapai suatu tujuan
bersama.
·
Ciri-ciri
dari kelompok, yaitu:
1. Anggota kelompok setidaknya mempunyai satu tujuan
bersama.
2. Hubungan dalam kelompok harus memberikan suatu
pengaruh kepada anggotanya.
3. Dalam kelompok selalu ada perbedaan tingkat atau
status.
4. Setiap anggota kelompok mengikuti standar norma dan
nilai tertentu.
·
Dua Komponen Esensial
Dinamika Kelompok
Ø
Bonding (ikatan) : memastikan bahwa anggota team
memiliki komitmen yang kuat, misalnya terhadap waktu, pengetahuan, keterampilan
dan energi untuk mencapai tujuan kelompok ,
Ø
Cohesiveness
(kesatupaduan): rasa
kebersamaan dalam kelompok, yang ditandai oleh adanya rasa memiliki dan
keterkaitan diantara sesama anggota
·
Tujuan Dinamika Kelompok :
1. Membangkitkan kepekaan diri
seorang anggota kelompok terhadap anggota kelompok lain, sehingga dapat
menimbulkan rasa saling menghargai
2. Menimbulkan rasa solidaritas
anggota sehingga dapat saling menghormati dan saling menghargai pendapat orang
lain
3. Menciptakan komunikasi yang
terbuka terhadap sesama anggota kelompok
4. Menimbulkan adanya i’tikad
yang baik diantara sesama anggota kelompok.
·
Fungsi Dinamika Kelompok :
1. Membentuk kerjasama saling
menguntungkan dalam mengatasi persoalan.
(Manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain)
2. Memudahkan segala pekerjaan.
(Banyak pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan tanpa bantuan orang
lain)
3. Mengatasi pekerjaan yang
membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar
sehingga selesai lebih cepat, efektif, dan efesian.
(pekerjaan besar dibagi-bagi sesuai bagian kelompoknya masing-masing /
sesuai keahlian)
4. Menciptakan iklim demokratis dalam
kehidupan kelompok
· Hal yang perlu diperhatikan!
1. Setiap orang membawa
pengalaman masa lalunya
2. Setiap orang datang dengan
kepribadiannya masing-masing (persepsi, sikap, dan nilai-nilai yang dianutnya )
3. Setiap orang datang dengan
sejumlah harapan tertentu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar