BAB
I
PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG
Manusia adalah mahluk social yang sudah pastinya
saling membutuhkan satu dengan yang lain. Tidak hanya dalam satu hal melainkan
dari berbagai hal, manusia memerlukan satu dengan yang lain. Kita sebagai
manusia, sudah barang tentu memerlukan yang namanya komunikasi, karna hal
itulah yang dapat menyalurkan apa yang ada di benak kita. Dengan kata lain,
komunikasi sangatlah penting untuk kehidupan sehari-hari untuk menyalurkan
pendapat,informasi dan lain sebagainya dengan tujuan tercapainya apa yang
menjadi maksud dalam diri manusia terhadap manusia yang lain. Di dalam proses
berkomunikasi pun memiliki banyak teori supaya di dalam proses komunikasi tidak
mengakibatkan salah paham yang dalam penyampaian informasi, yang bisa berbentuk
nasehat, ajakan atau pendapat yang lain. Dengan adanya makalah ini kami akan
membahas tentang teori-teori tersebut.
II.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
yang di maksud dengan hubungan interpersonal teori Self Disclosure?
2.
Apa
yang di maksud dengan hubungan interpersonal teori Atribusi?
3.
Apa
yang di maksud dengan hubungan interpersonal teori Pertukaran Sosial?
4.
Apa
yang di maksud dengan hubungan interpersonal teori Penetrasi Sosial?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori
Self Disclosure
Self
disclosure theory atau juga bisa disebut teori pengembangan diri adalah proses
sharing atau berbagi informasi dengan orang lain. Informasinya menyangkut
pengalaman pribadi, perasaan, rencana masa depan, impian, dan lain-lain. Dalam
melakukan proses selft-disclosure atau penyingkapan diri itu sendirir adalah
kepercayaan.[1]
1.
Self-disclosure
atau penyingkapan diri selalu merupakan tindakan interpersonal.
2.
Merupakan
sebuah proses berbagi informasi dengan orang lain, informasinya menyangkut
masalah pribadi.
3.
Bergantung
kepada kepercayaan.
4.
Self-disclosure
atau penyingkapan diri sangat esensial atau mendasar dalam proses terapi
kelompok.
Self-disclosure merupakan sebuah proses membeberkan
informasi tentang diri sendiri kepada orang lain. Penyingkapan diri merupakan
suatu usaha untuk membiarkan keontetikan memasuki hubungan social kita, dan hal
ini berkaitan dengan kesehatan mental dan pengembangan konsep diri.
Salah satu model inovatif untuk memahami
tingkatan-tingkatan kesadaran dan penyingkapan diri dalam komunikasi adalah
Jendela Johari( Johari Window). “Johari” berasal dari nama depan dua orang
psikolog yang mengembangkan konsep ini, Joseph Luft dan Harry Ingham. Model ini
mengembangkan seseorang kedalam bentuk satu jendela yang mempunyai empat kaca.
Dalam hal penyingkapan diri ini, hal yang paling
mendasar adalah kepercayaan. Biasanya seseorang akan mulai terbuka pada orang
yang sudah lama dikenalnya. Selain itu menyangkut kepercayaan beberapa ahli
psikologi percaya bahwa perasaan percaya terhadap orang lain yang mendasar pada
seseorang ditentukan oleh pengalaman selama bertahun-tahun pertama hidupnya.
Bila seseorang telah menyingkap sesuatu tentang dirinya pada orang lain, ia
cenderung memunculkan tingkat keterbukaan balasan pada orang kedua.
1.
Kelebihan
teori penyingkapan diri
a)
Dari
penyingkapan diri kita bisa mendengarkan pengalaman orang lain yang nantinya
bisa menjadi pelajaran bagi kita.
b)
Dengan
Self-disclosure atau penyingkapan diri, kita juga bisa mengetahui seperti apa
diri kita dalam pandangan orang lain, dengan hal itu kita bisa melakukan
intropeksi diri dalam hubungan.
2.
Kekurangan
dari teori prnyingkapan diri
a)
Tidak
semua orang dapat menanggapi apa yang kita sampaikan bahkan sering terjadi
salah paham sehingga malah menimbulkan masalah baru.
b)
Ketika
seseorang telah mengetahui diri kita, bisa saja orang lain ini memanfaatkan apa
yang telah dia ketahui mengenai diri kita.
B. Teori
Atribusi
Atribusi
merupakan salah satu proses pembentukan kesan. Dimana proses pembentukan kesan
ini dapat dilihat berdasarkan stereotip, Implictpersonality Theory, dan
Atribusi. Secara garis besar, ada dua macam Atribusi, yaitu Atribusi Kausalitas
dan Atribusi Kejujuran. Heider mengemukakan apabila kita mengamati perilaku
social, maka yang pertama kali harus kita lakukan adalah menentukan terlebih
dahulu apa yang menyebabkannya, yakni factor situasional atau personal. Dalam
teoriatribusi lazim disebut kausalitas eksternal dan internal (Jones and
Nisbett, 1972). Teori Atribusii Harold Kelley (1972-1973) Teori Atribusi yang
berkembang pada tahun 1960-an dan 1970-an memandangi individu psikologi amatir
yang mencoba memahami sebab-sebab yang terjadi pada berbagai peristiwa yang
dihadapinya. Ia mencoba menemukan apa yang menyebabkan apa, atau apa yang
mendorong siapa melakukan apa. Respon yang kita berikan pada suatu peristiwa
bergantung pada interpretasi kita tentang peristiwa itu. Teori Atribusi yang
dikemukakan oleh Harold Kelley menyatakan bahwa kita menyimpulkan kausalitas
internal maupun eksternal dengan memperhatikan tiga hal, yaitu:[2]
1.
Consensus : apakah orang lain bertindak sama
seperti penanggap.
2.
Konsistensi : apakah penanggap bertindak sama
pada situasi yang lain.
3.
Kekhasan : apakah orang lain bertindak yang
sama pada situasi lain atau pada saat itu saja.
Menurut Kelly ini, apabila ketiga hal itu tinggi, maka
seseorang akan melakukan Atribusi kausalitas eksternal
C. Teori
Pertukaran Sosial
Para teoretikus
Pertukaran Sosial berpendapat bahwa semua orang menilai hubungan mereka dengan
melihat pengorbanan dan penghargaan. Ketika teman – teman mereka menghabiskan
waktu bersama, yang harus mereka lakukan adalah mempertahankan hubungan mereka,
mereka tidak dapat melakukan hal lain dengan hal tersebut, jadi dalam hal ini
waktu yang dihabiskan adalah pengorbanan. Misalnya, jika anda harus
menyelesaikan tugas makalah dan sahabat anda baru putus cinta dengan pacarnya
dan perlu bercerita dengan anda, anda dapat melihat bagaimana persahabatan ini
akan meminta anda untuk berkorban waktu. Walaupun begitu hubungan juga dapat
memberikan penghargaan atau hal – hal yang positif.
Asumsi teori
pertukaran social dibangun atas dasar beberapa asumsi mengenai sifat dasar
manusia dan sifat dasar hubungan. Asumsi – asumsi yang dibuat oleh Teori
Pertukaran Sosial mengenai sifat dasar manusia adalah sebagai berikut :
1.
Manusia
mencari penghargaan dan menghindari hukuman
2.
Manusia
adalah makhluk rasional
3.
Standar
yang digunakan manusia untuk mengevaluasi pengorbanan dan penghargaan
bervariasi seiring berjalannya waktu dan satu orang ke orang lainnya.[3]
Asumsi –
asumsi yang dibuat oleh Teori Pertukaran Sosial mengenai sifat dasar dari suatu
hubungan adalah sebagai berikut :
1.
Hubungan
memiliki sifat saling ketergantungan
2.
Kehidupan
berhubungan adalah sebuah proses
D. Teori Penetrasi Sosial
Penetrasi
social adalah teri yang membahas bagaimana perkembangan kedekatan dalam sebuah
hubungan. Teori ini dipopulerkan oleh Irwin Altman dan Dalmas Taylor. Teori ini
secara umum membahas tentang bagaimana proses komunikasi interpersonal.
Altman dan
taylor ( 1973 ) membahas tentang bagaimana perkembangan kedekatan dalam suatu
hubungan. Menurut mereka pada dasarnya kita akan mampu untuk berdekatan dengan
seseorang yang lain sejauh yang kita mampu melalui proses.
Asumsi
teori Penetrasi Sosial
1.
Hubungan
– hubungan memiliki kemampuan dari tidak menjadi intim menjadi intim
2.
Secara
umum perkembangan hubungan sistematis dan dapat diprediksi
3.
Perkembangan
hubungan mencangkup depenetrasi ( penarikan diri )
4.
Pembukaan
diri adalah inti dari perkembangan hubungan
Dalam teori ini Altman dan
Taylor memiliki 4 tahapan proses penetrasi social :
1.
Orientasi
Membuka sedikit demi sedikit merupakan tahapan awal dalam interaksi dan
terjadi pada tingkatan social
2.
Pertukaran
penjajahan afektif
Dalam tahapan ini merupakan perluasan area public dari diri dan terjadi
ketika aspek – aspek dari kepribadian seorang indivisu mulai muncul
3.
Pertukaran
afektif
Komitmen dan kenyamanan yang ditandai dengan persahabatan yang dekat dan
pasangan yang intim. Dalam tahapan ini termaksud interaksi yang lebih “ tanpa
beban dan santai “
4.
Pertukaran
stabil
Kejujuran total dan keintiman. Tahapan terakhir ini merupakan tahapan
dimana berhubungan dengan pengungkapan pemikiran, perasaan, dan perilaku secara
terbuka yang mengakibatkan munculnya spontanitas dan keunikan hubungan yang
tinggi. [4]
BAB
III
PENUTUP
I.
Kesimpulan
Teori –
teori dalam hubungan interpersonal ada 4 yaitu :
1.
Self
disclosure theory atau juga bisa disebut teori pengembangan diri adalah proses
sharing atau berbagi informasi dengan orang lain. Informasinya menyangkut
pengalaman pribadi, perasaan, rencana masa depan, impian, dan lain-lain. Dalam
melakukan proses selft-disclosure atau penyingkapan diri itu sendirir adalah
kepercayaan
2.
Teori
Atribusi merupakan salah satu proses pembentukan kesan. Dimana proses
pembentukan kesan ini dapat dilihat berdasarkan stereotip, Implictpersonality
Theory, dan Atribusi. Secara garis besar, ada dua macam Atribusi, yaitu
Atribusi Kausalitas dan Atribusi Kejujuran.
3.
Teori
Pertukaran Sosial berpendapat bahwa semua orang menilai hubungan mereka dengan
melihat pengorbanan dan penghargaan. Ketika teman – teman mereka menghabiskan
waktu bersama, yang harus mereka lakukan adalah mempertahankan hubungan mereka,
mereka tidak dapat melakukan hal lain dengan hal tersebut, jadi dalam hal ini
waktu yang dihabiskan adalah pengorbanan. Teori Penetrasi social adalah teri
yang membahas bagaimana perkembangan kedekatan dalam sebuah hubungan. Teori ini
dipopulerkan oleh Irwin Altman dan Dalmas Taylor. Teori ini secara umum
membahas tentang bagaimana proses komunikasi interpersonal.
II.
Kritik dan Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun. Kami menyadari bahwa makalah
kami memiliki banyak sekali kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh Karena
itu maka kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR
PUSTAKA
Rakhmat. Jalaluddin.1985.
Psikologi Komunikasi. Bandung: karya Remaja
West. Richard dan Tunner. H. 2008. Pengantar
Teori Komunikasi. Jakarta: PT. Salemba Humanika
Wiyadi. Pur. 2009. Tahap – tahap dalam
Hubungan Interpersonal. Jakarta: PT. Bumi Aksara
[1]Jalaluddin Rakhmat. Psikologi komunikasi. ( Bandung: PT.
Karya Remaja ). 1985. hlm 83
[2]Pur Wiyadi. Tahap-tahap dalam Hubungan Interpersonal. Jakarta: PT. Bumi aksara.
2009. hlm 65
[3]Richard West. Lynn H. Turner. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan
Aplikasi. ( Jakarta : Salemba Humanika : 2008 . hlm 216-218